Sabtu, 17 Desember 2016

TERJEMAH KITAB AL-HIKAM 117 - 143

117.
“KHAWATIR DENGAN HAWA NAFSU”

٭ لاَ يُخاَفُ عليكَ اَنْ تَلْتَبِسَ الطُرُقُ عليكَ وَاِنَّماَ يُخَافُ عليكَ مِنْ غَلبَةِ الهَوَى عليكَ ٭
117. “Tidak dikuatirkan padamu salah jalan, tetapi yang dikuatirkan atasmu yaitu menangnya hawa nafsu mengalahkan akal dan imanmu”.

  Apabila kamu dalam perjalanan suluk mengalami berbagai hal spt: berbuat taat,atau maksiat,mendapat nikmat atau bala’, itu semua jalan menuju Alloh yang sudah jelas, sudah cukup tuntunan dalam Alqur’an dan Hadits nabi. Jika berbuat taat hendaknya merasa itu sebagai karunia dari Alloh, jika berbuat dosa lekas bertaubat, jika menerima nikmat harus bersyukur, jika mendapat ujian bala’ harus bersabar. Tetapi yang di khawatirkan padamu yaitu merajalelanya hawa nafsu, sehingga mengalahkan akal dan iman.
     118.
“ALLOH MENUTUPI RAHASIA KEWALIAN”

٭ سُبْحاَنَ من سَتَرَ سِرَّالخُصُوصيَّةِ بِظُهُورِ البَشَرِيَّةِ وَظَهرَ بِعَظَمةِ الرُّبُوْبِيَّةِ فِى اِظهاَرِالعُبُودِيَّةِ ٭

118. “Maha suci Alloh yang telah menutupi rahasia-rahasia keistimewaan seorang wali dengan tampaknya sifat-sifat yang umum bagi menusia, dan telah jelas terlihat keagungan ke-Tuhanan Alloh dengan menunjukkan kepada manusia sifat-sifat kehambaan dan kerendahan mahluknya”.

  Rahasia-rahasia kebesaran ilmu ma’rifat yang diberikan oleh Alloh pada para walinya ditutupi oleh Alloh dengan tampaknya sifat dan kebiasaan yang umum bagi semua manusia,seperti bekerja, bertani,berdagang dll, tetapi dalam hatinya penuh dengan ilmu dan makrifat. sebaliknya Alloh memperlihatkan dengan sangat jelas kebesaran ke-TuhananNya dengan menunjukkan sifat-sifat ‘Ubudiyyah,kelemahan dan kefakiran hamba kepadaNya.
 Syeih Abil-Hasan as-Syadzily ra. berkata: AL-‘UBUDIYYATU JAUHAROTUN ADH-HAROTHAR-RUBUBIYYAH. ( Ubudiyyah / penghambaan  itu berlian yang diperlihatkan ke-Tuhanan Alloh.)
119.
JANGAN MENUNTUT TUHANMU

٭ لاَ تُطَالب رَبَّكَ بِتأَخرِ مطلَبكَ وَلٰكِن طِالب نَفْسَكَ بِتأَخِيرِ اَدَبِكَ ٭

119. “Jangan menuntut Tuhan karena ditundanya permintan yang telah engkau minta kepada Alloh. Tetapi hendaknya engkau koreksi dirimu,tuntut dirimu yang belumbisa bertatakrama(supaya tidak terlambat melaksanakan kewajiban-kewajibanmu terhadap Alloh)”.

Jika belum tercapai hajat permintaanmu, jangan engkau su’udh-dhon kepada Alloh, dan menuntut kepada Alloh untuk segera mengabulkan permintaanmu, sebab Alloh tidak dapat dituntut terhadap apa saja yang dikehendaki.
 Akan tetapi hendaknya permintaanmu itu semata-mata untuk menunjukan sifat kehambaanmu kepada Alloh, dan hajat kebutuhanmu kepada Alloh. sebab terhadap kebutuhanmu Alloh tidak usah diingatkan, bahkan Alloh telah melengkapi segala kebutuhanmu sebelum kau mengerti apa hajat kebutuhanmu yang sebenarnya. Maka sebaiknya kau menyerah bulat-bulat kepada Alloh tanpa memaksa, tanpa usul apa-apa kepada Alloh.
Dan lagi apabila kamu meyakini Alloh tidak akan mengabulkan do’amu itu berarti kamu tidak punya adab, karena Alloh telah berjanji akan mengabulkan semua do’a hambaNya. Tetapi cara mengabulkannya tidak harus mewujudkan seperti keinginanmu, semua terserah Alloh, yang semua itu terbaik bagimu.
120-121.
“NIKMAT KARUNIA TERBESAR DARI ALLOH”.

٭ مَتىَ جَعَلكَ فِى الظَّاهِرِ مُمتـَثِلاً لاَمْرِهِ وَرَزقكَ فِى البَاطِنِ الاِسْتِسْلاَمِ لِقَهْرِهِ فَقَد اَعْظَمَ المِنَّةَ عَلَيْكَ ٭

120. “Apabila Alloh telah menjadikan engkau pada lahirnya taat menurut perintahNya dan dalam hatimu menyerah/tawakkal kepadaNya, maka berarti Alloh memberi kepadamu nikmat karunia yang sebesar-besarnya.”

Jika Alloh telah memberi taufiq hidayah kepada hamba untuk melakukan segala perintahNya, dan didalam hati/batinnya diberi kekuatan bisa menyerah/tawakkal pada sifat qohrinya Alloh(selalu ridho atas apa yang terjadi atas dirinya), itu berarti Alloh telah memberi karunia nikmat yang sangat besar.karena Alloh telah mengumpulkan ‘Ubudiyyah (penghambaan)lahir dan ‘Ubudiyyah batin.
Sebab tugas manusia hanya untuk beribadah kepada Alloh lahir batin, dengan ikhlas, tentang semua kebutuhan dan hajatnya telah dicukupi oleh Alloh, maka jangan menuruti hawa nafsu yang tidak ada puasnya.

٭ لَيْسَ كُلُّ مَنْ ثَبَتَ تَخْصِيْصُهُ كـَمُلَ تَخـْـلِيْصُهُ ٭

121.” Tidak semua orang yang telah tampak jelas ke-kramatannya itu berarti telah sempurna pembersihannya(dari penyakit-penyakit hati dan hawa nafsu).”

Kramat(perkara yang luar biasa/tidak masuk akal)yang diberikan Alloh kepada para hambaNya, yang tujuannya untuk menambah keyakinan dan keimanan hamba,dan untuk memperkenalkan bukti kekuasaan Alloh itu tidak tergantung pada sebab dan kebiasaan,bahkan kebiasaan itu bisa menjadi sebab terhijabnya menusia dari Qudratnya Alloh. dan juga bisa menjadi fitnah, bagaikan awan yang menutupi sinar matahari keesaan Alloh.Maka dari itu menurut ajaran thoriqoh, siapa yang terterikat/silau pada keramat maka dia terhina.
Seorang sahabat Sahl bin Abdulloh berkata: adakalanya jika saya wudhu’ tiba-tiba air yang mengalir ditanganku menjadi lantakan emas dan perak. Jawab Sahl: Apakah engkau tidak mengerti bahwa anak kecil jika menangis dihibur dengan boneka/mainan supaya diam.
Abu Nasher As-saroj berkata: saya bertanya kepada Al-hasan bin Salim: apakah arti ke-keramatan, sedang mereka telah dimuliakan oleh Alloh sehingga sanggup mengabaikan dunia dan meninggalkannya dengan suka rela, tetapi bagaimana lalu kemuliaan(keramat) batu berubah menjadi emas, apakah artinya itu? Jawabnya: bukannya Alloh memberikan karena kotornya,  tetapi diberi untuk menjadikan hujjah megalahkan bisikan hawa nafsu, yang selalu goncang kuatir tidak dapat rizki, sehingga  oleh Alloh diperlihatkan yang demikian, sehingga dapat berkata: Bahwa Alloh yang dapat merubah batu menjadi emas, dapat mendatangkan rizki dan memberi dari jalan yang tidak disangka.
Ishaq bin Ahmad berkata pada Sahl:  Nafsuku ini selalu merasa kuatir tidak dapat makan. Maka sahl berkata: Engkau ambil batu itu dan minta kepada Alloh supaya dijadikan makanan untuk kau makan.
Ishaq bertanya: jika berbuat demikian, maka siapa tauladan dalam berbuat demikian? Jawab sahl: Bertauladanlah pada Nabi Ibrohim as.ketika berkata : Hai Tuhan tunjukkan perlihatkan kepadaku bagaimana caranya Engkau menghidupkan sesuatu yang telah mati, supaya tentram hatiku, sebenarnya aku telah percaya tetapi nafsuku ini tidak puas, kecuali jika telah melihat dengan mata kepala.
Seoran wali Ibrahim al-khowwas pada sutu hari berrkenalan dengan orang yahudi didalam kapal, keduanya membicarakan tentang agama, lalu yahudi tadi berkata: kalau agamamu ini benar, berjalanlah diatas laut bersamaku.
Lalu siyahudi turun dari kapal dan berjalan diatas laut bersama dengan Ibrahim, sesampainya didaratan yahudi berkata : aku ingin berteman danbersamamu, tapi dengan syarat kita tidak boleh masuk masjid dan gereja, mari kita masuk kehutan dan padang, tidak boleh bawa bekal. Dan disanggupi oleh Ibrahim, lalu keduanya berjalan ke padang yang tidak ada tumbuhan dan tidak ada air sama sekali. Sampai tiga hari keduanya tidak makan dan minum, ketika keduanya duduk-duduk tiba-tiba ada anjing datang dengan menggigit roti tiga biji,dan ditaruh didepan yahudi lalu anjingnya pergi,  siyahudi lalu makan roti tadi tanpa mengajak Ibrahim ikut makan, tidak berapa lama ada pemuda yang tampan dan berbau harum datang dengan membawa nampan yang dipenuhi dengan makanan dan minuman yang sangat enak dan lezat, dan ditaruh didepan Ibrahim lalu dia pergi. Lalu Ibrahim mengajak yahudi untuk ikut makan, tapi yahudi tidak mau karena malu, akhirnya Alloh member hidayah kepada siYahudi sehingga masuk Islam dan menjadi murid Ibrahim al-khowwas..


Syeih Abu yazid Al-busthomi berkata: kamu jangan sampai tertipu dengan dengan keadaan yang luar biasa/tidakmasuk akal, yang di alami sseorang, tapi lihatlah bagaimana dia taatnya pada perintah Alloh dan menjauhi laranganNya..
122-123.
“JANGAN MEREMEHKAN WIRID”

٭ لاَيَسْتَحْقِرُ الوِرْدُ الاَّ جَهُولٌ. الوَارِدُ يُوجَدُ في الدَّارِ الاَخِراَةِ. الوِرْدُ يَنْطَوِي بِانْطواَءِ هٰذِهِ الدّاَرِ وَاَولٰى ماَ يُعْتَنىَ بِهِ ماَلاَ يَخْلُفُ وُجُودُهُ، ثُمَّ الوِرْدُ هُوَ طَالِبُهُ مِنْكَ واَالوَارِدُ اَنْتَ تَطْلُبُهُ
122.”Tidak akan meremehkan wirid, kecuali orang yang sangat bodoh, warid (karunia Alloh buah dari wirid) itu akan wujud di akhirat. Wirid itu akan habis/hilang bersama habisnya dunia,. Dan sebik-baik yang harus di perhatikan oleh seseorang yaitu perkara yang apabila hilang tidak ada gantinya(wirid). Wirid itu sebagai perintah Alloh padamu(haknya Alloh yang harus kau penuhi), sedangkan warid itu hajat keperluanmu yang kau minta kepada Alloh, maka apa imbang antara perintah Alloh kepadamu(hak Alloh) dengan pengharapanmu dari Alloh..”.

Wirid adalah segala macam bentuk ibadah lahir batin baik yang wajib maupun yang sunnah, sedangkan Warid: pemberian Tuhan dalam hati hamba yang berupa pemahaman,nur/cahaya,kesenagan/manisnya dalam beribadah,taufiq dan hidayahNya.
Maka sebaiknya seorang hamba menjalankan kewajibannya, karena wirid itu hanya berlaku ketika masih hidup didunia ini saja, sedang waridakan lanjut sampai di akhirat.
Rosullulloh saw. Bersabda: Amal yang paling dusukai Alloh ialah yang istiqomah(terus-menerus) meskipun sedikit.
Hasan al-Basry berkata: siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin ,maka dia rugi dan siapa hari ini lebih buruk dari kemarinnya, maka dia mahrum(tidak dapat rahmat),dan  siapa yang tidak bertambah berarti berkurang, dan siapa yang makin berkurang amalnya, maka mati lebih baik baginya.
Ketika Al-Junaid ditegur orang karena memegang tasbih ditangannya: Tuan dalam kedudukan yang demikian itu masih menggunakan tasbih. Jawab Al-Junaid: alat yang telah menyampaikan kami, maka tidak saya tinggalkan.
Al-Junaid berkata: Orang ’aarif menerima semua amal(wirid) itu sebagai tugas dari Alloh, karena itu mereka kembali menghadap pada Alloh dengan kebiasaan wirid(ibadah) yang ditugaskan Alloh itu.  Dan andikata seribu tahun tidak akan mengurangi sedikitpun amal wiridku, kecuali jika terhalang untuk melakukannya.


٭ وُروُدُ الاِمدادِ بِحَسْبِ الاِستِعْداَدِ وَشُرُوقُ الاَنواَرِ عَلَى حَسَبِ صَفاءِ الاَسْرَارِ ٭
123.” Datangnya bantuan/pertolongan dari Alloh itu menurut kadar persiapannya, dan terbitnya /cahaya ilahi itu menurut/tergantung pada bersih/jernihnya hati”.

Bersihkan hatimu dari segala sesuatu selain Alloh, niscaya Alloh akan mengisi/memenuhi hatinya dengan pengertian-pengertian ma’rifat dan rahasia-rahasia keyakinan. Karena itu tiap-tiap waarid(pemberian karunia dari Alloh) itu tergantung pada wirid, apabila wiridnya banyak maka waaridnya juga banyak, apabila wirid itu timbul dari hati yang bersih, maka datangnya waarid demikian terang jernihnya, demikian pula jika wiridnya tetap terus, maka waaridnya pun demikian tidak berhenti begitu seterusnya.
124.
“SIKAP ORANG YANG LUPA PADA ALLOH”
                                 
٭ الغَافِلُ اِذاَ اَصْبَحَ نَظَرَ فيماَ يَفْعَلُ، والعاَقِلُ يَنْظُرُ ماَذاَ يَفْعَلُ اللهُ بِهِ ٭

124.”orang yang lupa/lalai dalam tauhidnya(bahwa segala sesuatu itu berjalan menurut ketentuan takdir Alloh), jika pagi hari dia selalu berangan-angan apakah yang harus aku kerjakan hari ini (yakni mengatur dirinya sendiri), sedangkan orang yang sempurna akal tauhidnya memikirkan apakah yang akan ditakdirkan Alloh bagi dirinya hari itu”.

    Jadi pandangan orang yang lalai pada Alloh, itu selalu mengatur dan memandang dirinya dan kemampuan atau rencananya,maka dari itu Alloh menyerahkan urusannya itu pada dirinya sendiri.sehingga tidak akan berhasil apa yang direncanakan.
Sedangkan orang yang berakal, itu selalu memandang Alloh selalu mengingat kekuasaan dan kebijaksanaan Alloh, maka Alloh mencukupi apa yng menjadi kebutuhannya, jadi permulaan pemikiran yang bergerak dalam hati itu menjadi timbangan dan ukuran tauhid dan imannya kepada Alloh.
Umar bin Abdul Aziz berkata: kini aku tidak merasa senang kecuali dalam ketentuan- ketentuan takdir Alloh.

Abu Mad-yan berkata: Usahakan dengan sungguh- sungguh bila dapat,supaya hatimu tiap pagi dan sore menyerah bulay-bulat kepada Alloh, semoga Alloh melihat padamu dengan pandangan RohmatNya.niscaya kamu termasuk orang bahagia dunia akhirat.
Siapa yang melihat kepada Alloh, maka tidak akan terlihat dirinya sendiri, dan siapa yang melihat dirinya sendiri maka tidak terlihat Alloh. Karena itu jika engkau menghadapi sesuatu hal, perhatikan hatimu, kemana condongnya, jika langsung pada kekuatanmu sendiri, maka terputus dengan Alloh,. Dan jika langsung pada kekuasaan Alloh, berarti engkaulah yang telah sampai kepada Alloh, sedang alam ini semua dalam genggaman Alloh.
Dan tiap pagi sebaiknya berdo’a: Allohumma-inni-ash-bahtu laa-amliku linafsii dhorrou-walaa-naf-‘aa, walaa mautau-walaa nusyuroo, walaa-as-tathii-‘u an-aakhudza illaa-maa-a’thoitanii, walaa-at-taqii illa maa-waqoitanii. Allohumma innaka-dzul-fadhlil-‘adhiim.

“Ya Alloh kini aku berada diwaktu pagi, tiada menguasai diriku untuk kebaikan atau menolak bahaya, atau mati atau hidup atau bangkit sesudah mati, dan aku tidak data mengambil kecuali yang engkau beri, dan tidak dapat menghindari sesuatu kecuali yang engkau hindarkan. Ya Alloh pimpinlah aku kepada jalan yang engkau ridhoi baik dalam perkataan atu amal perbuatan di dalam taat kepadaMu, sungguh engkau dzat yang maha besar karuniaNya.”

Do’a Syeikh Abul-Hasan asy-syadzily ra. “Allohumma innal-amro ‘indaka wahuwa mahjuubun ‘annii walaa a’lamu amron akhtaa-ruhu linafsii fakun antal-mukhtaarolii, wah-milnii fii-ajmalil umuuri ‘indaka wa-ahmadihaa ‘aa-qibatan fid-diini wad-dun-ya wal aakhiroh, innaka ‘alaa kulli syai’in qodiir”.

“ Ya Alloh sungguh segala sesuatu ada ditanganMu, dan tertutup dari padaku, dan aku tidak mengetahui apa yang harus aku pilih untuk diriku, maka pilihkanlah apa yang baik bagiku, dan bawalah aku dalam hal yang amat baik serta terpuji akibatnya dalam agama,duni dan akhirat, sesungguhnnya engkau berkuasa atas segala Sesuatu.”
125.
“JANGAN TERPENGARUH DENGAN MAKHLUK”

٭ اِنَّماَ يَسْتوحِشُ العِباَدُ وَالزُّهاَدُ مِنْ كُلِّ شيءٍ لِغَيْبَتِهِمْ عَنِ اللهِ فِى كُلِّ شىءٍ فَلَو شَهِدوُهُ فِى كُلِّ شىءٍ لَمْ يَسْتوحِشُوا مِنْ شَىءٍ ٭

125.” Sesungguhnya yang menyebabkan kerisauan/kesusahan hati para ‘Ubbad (orang-orang ahli ibadah) dan Zuhhad (orang-orang ahli zuhud) dari segala sesuatu itu karena mereka masih terhijab/ tidak melihat Alloh dalam apa yang mereka lihat itu, tatapi andaikan mereka melihat Alloh dalam segala sesuatu (mahluk), pasti dia tidak akan risau dari/terhadap segala sesuatu”.

Yang dinamakan ‘Ubbad/ahli ibadah ialah: orang-orang yang bertaqorrub/mendekatkan diri kepada Alloh dengan berbagai macam amal ibadah. Sedangkan Zuhhad/ahli zuhud ialah orang yang bertaqorrub/mendekatkan diri kepada Alloh dengan jalan tawakkal/menyerahkan diri hanya kepada Alloh. Kedua golongan ini selalau ingin menjauh dari masyarakat/sesama makhluk, itu dikarenakan mereka merasa bahwa masarakat/mahluk menjadi perintang mereka dalam mendekatkan diri kepada Alloh, tapi sekiranya mereka lebih mendalam dalam ma’rifat kepada Alloh, tentu mereka tidak dapat terhalang  oleh suatu apapun, sebab Alloh berada dalam segala sesuatu, maka tidak ada sesuatu yang melupakan  dari Alloh, bahkan sebaliknya masarakat/mahluk itu bisa mangingatkan kepada Alloh ta’ala.
26-127.
 LIHATLAH ALAM INI UNTUK MENGENAL ALLOH”

٭ اَمَرَكَ فِى هٰذِهِ الدَّارِ بِالنَّظَرِ فِى مُكَوَّناَتِهِ وَسَيَكـْشِفُ لَكَ فِى تِلْكَ الدَّارِ عَنْ كمَال ذاَتِهِ ٭
126.” Alloh memerintahkan kepadamu semasa hidup di dunia ini memperhatikan alam ciptaanNya(memikirkan mahluk didunia ini sehingga menjadikan ingat pada Alloh). Dan kelak di akhirat Alloh akan mamperlihatkan kepadamu kesempurnaan DzatNya”.

  Alloh telah memerintahkan memperhatikan dan memikirkan mahluknya Alloh, itu disebutkan dalam Alqur’an dalam beberapa ayat, aya yang  jelas seperti firman Alloh: “QULIN-DHRUU-MAA-DZAA-FISSAMAA-WAATI WAL-ARDHI (perhatikanlah apa yang ada dilangit dan bumi)”. 
Ada juga yang secara isyaroh seperti firman Alloh yang artinya: “dan di bumi itu ada bagian-bagian tanah yang berdekatan satu sama lainnya, ada kebun-kebun kurma dan anggur, ada tanaman yang sejenis dan beda jenis, yang kesemuanya itu disirami dengan satu macam air,  sesungguhnya yang demikian itu mengandung tanda-tanda keagungan Alloh, yang manfaat bagi orang-orang yang mau berfikir.” Satu macam air itu (air hujan) tetapi pohon yang disiram beda-beda, daunnya tidak sama,buahnya tidak sama, adakalanya sama tapi rasanya berbeda,itu semua pasti ada yang menetapkan, yaitu Alloh.
Apabila mau memperhatikan alam semesta(makhluk) maka kelak di akhirat Alloh akan membukakan hijab sehingga langsung bisa melihat DzatNya. Firman Alloh: “WUJUUHUY-YAUMA-IDZIN-NAADHIROH, ILAA-ROB-BIHAA NAADHIROH.(beberapa wajah pada hari kiamat itu berseri-seri,(bercahaya), karena ia dapat melihat Tuhannya”.

٭ عَلِمَ مِنكَ اَنَّكَ لاَ تَصْبِرُ عَنْهُ فاَشـْهَدَكَ ماَ بَرَثَ مِنْهُ ٭

127. “Alloh ta’ala telah mengetahui, bahwa engkau tidak sabar jika tidak melihat Alloh, maka Alloh memperlihatkan ap-apa yang asli buatan Alloh”.

Orang yang berfikir tentang makhluk buatan Alloh, dan mengetahui semua atas ketentuan Alloh, tentu tidak sabar ingin mengetahui dzat yang membuat dan menentukan yaitu Alloh. Berhubung itu tidak mungkin maka Alloh memperkenalkan DiriNya lewat makhluk buatan-Nya.
   Kerinduan yang berupa ingin melihat Alloh itu, termasuk karunia yang agung dari Alloh, dan ini termasuk maqom ihsan.
Dawuh mu’allif ini untuk orang-orang yang mencari Alloh, yang dlm pikirannya sudah jauh dari selain Alloh.
Ahli fikir itu ada dua:
1.      Ahli fikir yang punya maksud mencari Alloh/taqorrub kepada Alloh, ini akan menghaasilkan cinta dan rindu bertemu Alloh.
2.    Ahli fikir yang untuk urusan dunia seperti mencari ilmu alam yang tidak ada maksud mencari Alloh, ini tidak akan membuka mata hati.
Maka terhadap orang yang telah sampai kemaqom ihsan ini, Alloh menganjurkan sabar melihat buatan-buatan Alloh terlebih dahulu untuk diperlihatkan Dzat Alloh di akhirat nanti.
128-131.
 “SHOLAT”

٭ لمّا علم الحق منك وجود الملل لَوّن لك الطاعات وعلم مافيك من وجود الشرّه فحجرهاعليك فى بعض الاوقات ليَكون همّك اِقمامة الصلاةِلاوجودالصلاةِفماكلُّ مصَلٍّ مُقِيمٌ ٭

128.”Alloh ta’ala itu mengetahui bahwa engkau mudah bosan/jemu, maka Alloh membuat bermacam-macam cara taat/ibadah, dan Alloh mengetahui bahwa engkau bersifat rakus(terlalu semangat), maka dalam beberapa waktu dilarang melakukan sholat, supaya Himmah(kemauan yang kuat)mu tertuju pada sempurnanya sholat(iqomatus-sholah) bukan sekedar sholat, sebab tidak semua orang yang sholat itu mendirikan sholat(iqomatus-sholah)”.

Alloh berfirman: Wa-aqiimus-sholata(dan kamu semua supaya mendirikan sholat)  firmanNya tidak: SHOLLUU (sholatlah kamu semua)
 Cara mendirikan Sholat (iqomatus-sholah) itu harus dengan menyempurnakan adab/tatakramanya Sholat,  1. Adab lahir seperti: menjaga syarat-syarat,rukun-rukun dan sunnah-sunnahnya sholat. 2. Adab batin seperti: menjaga khusyau’ dalam sholat dengan menghadapkan hati hanya kepada Alloh,sehingga hati tidak mengingat sesuatu melainkan kepada Alloh,dan merasa bahwa sholatnya itu semata-mata karunia dari Alloh.
Sholat dengan menyempurnakan adab/tatakeramanya ini yang akan menimbulkan bekas seperti bertambah baik budi pekerti nya, dan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar (INNAS-SHOLAATA-TANHAA ‘ANIL-FAKHSYA-I WAL MUNKAR)

٭ الصلاةطهرة للقلوب من ادناس الذنوب واستفتاح لباب الغيوب٭

129. “Sholat itu sebagai penyucian/pembersih hati dari kotoran dosa, dan untuk pembuka pintu ghoib”.

Rosululloh saw. “Bersabda: sesungguhnya perumpamaan sholat itu bagaikan sungai yang mengalir di depan pintu rumah salah seorang, maka ia mandi di sungai itu tiap hari lima kali, apakah masih ada sisa kotorannya? Jawab shahabat: tidak ada sisa kotoran sedikitpun. Maka Nabi bersabda: demikian pula sholat lima waktu yang menghapuskan dosa”.
Juga sholat sebagai pemuka pintu ghoib, sebab bila hati telah bersih dan selalu berhubungan dengan Tuhannya, pasti lambat laun akan terbuka baginya tirai/pintu ghoib.



٭ الصلاة محل المناجاةومعدن المصافات تتسع فيهاميادين الاسرار وتشرق فيها شوارق الانوار٭

130. “Sholat itu itu sebagai tempat bermunajat kepada Alloh, dan sebagai pembersih hati dari kotoran dosa,  dan di dalam sholat itu sebagai lapangan yang luas berbagai sir(ilmu ma’rifat)dan rahasia-rahasia Tuhan, dan memancar terang padanya cahaya-cahaya ilmu ma’rifat”.

Alloh berfirman: “Aqimis-sholaata li-dzikrii.( Dirikanlah/tegakkanlah sholat itu untuk dzikir ingat kepadaKu”.)
Sesungguhnya seorang hamba bila ia berdiri sholat, maka alloh membukakan untuknya tirai hijab, dan langsung dihadapinya, dan berdiri tegak para malaikat dari atas bahunya hingga langit, mengikuti sholatnya dan mengaminkan do’anya.
Dan seorang yang sholat itu ditaburi rohmat dari langit hingga ubun kepalanya. Dan dipanggil oleh suara: Andaikata orng yang munajat ini mengetahui siapakah yang diajak bicara, maka tidak akan berhenti sholatnya, dan sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka untuk orang yang sholat.
Dan sesungguhnya Alloh membanggakan barisan orang-orang yang sholat dihadapan malaikatNya.
Muhammad bin Ali at-tirmidzy berkata: Alloh telah memeanggil orang-orng yang bertauhid supaya sholat lima waktu, karena rahmat kasih kepada mereka, dan menyediakan berbagai macam hidangan, supaya seorang hamba bisa merasakan pada tiap-tiap bacaan dan gerak itu karunia pemberianNya.maka gerakan itu bagaikan makanan dan minuman itu bagaikan minuman. Dan hidangan it disediakan oleh Alloh tiap hari lima kali, supaya tidak ada lagi sisa kotoran ataupun debunya.
Dalam kitab Taurot disebutkan: Hai anak Adam, jangan malas untuk mendirikan sholat dihadapanKu sambil menangis, maka Akulah Alloh yang telah mendekat dari hatimu, dan karena ghoib engkau telah dapat melihat cahayaKu.

٭علم وجود الضعف منك فقلل اعدادها وعلم احتياجك الى فضله فكثرامدادها ٭.

131.”Alloh telah mengetahui kelemahanmu, maka Alloh menyederhanakan bilangannya(asalnya limapuluh waktu menjadi lima waktu) dan Alloh mengetahui bahwa engkau itu sangat berhajat, maka ia memper banyak/melipat gandakan Asror dan pahalanya”.

 Alloh itu mengetahui kalau hamba itu butuh sekali anugerah dari-Nya, maka Alloh memperbanyak asrornya sholat, yakni Alloh memperbanyak anugerah berupa ilmu dan makrifat didalam hatinya.
Dalam kitab ini disebutkan Amdadahaa itu mampunyai dua arti:
1.      Untuk orang yang bermaksud wushul kepada Alloh/salik, itu bermakna Asror(yaitu anugerah ilmu ma’rifat)
2.    Untuk orang yang tidak bermaksud wushul kepada Alloh/salik, itu bermakna tsawab (pahalanya) ya’ni Alloh melipat gandakan pahalanya sholat, sholatmu yang lima waktu tapi diberi pahala lima puluh waktu.
132-135.
“JANGAN MINTA BALASAN ATAS AMALMU”

٭ متى طلبت عواضا على عمل طولبت بوجود الصدق فيه ويكفي المريب وجدان السلامة ٭

132.”Apabila engkau menuntut upah/balasan  atas semua amal perbuatanmu, pasti engkau akan dituntut oleh Alloh atas kesempurnaan amal perbuatanmu. Dan bagi orang yang merasa belum sempurna amalnya, harus merasa cukup puas jika ia selamat dari tuntutan/tidak dituntut atas kekurang sempurnaan amalnya”.

   Hikmah ini menjelaskan kejelekan orang yang beramal karena mengharap balasan/upah dari amalnya. Padahal seharusnya orang itu beramal yang baik, bersih hanya karena menghamba pada Alloh.
Karena hanya Allohlah dzat yang wajib disembah  dan diagungkan, dan menjadi tujuan kita dunia dan akhirat. Hal ini sudah banyak dibahas dalam kitab ini dengan berbagai bahasan yang berbeda.
Khoir An-nassaj berkata:Timbangan amalmu itu sesuai dengan perbuatanmu, karena itu mintalah kemurahan karunianya. Dan itu lebih baik bagimu.
 Al-washity berkata: amal ibadah lebih dekat kepada minta/mengharap ampunan dan maaf, dari pada mengharap pahala dan upah.
 Annash-robadzy berkata: Amal ibadah itu bila diperhatikan kekurangan-kekurangannya, lebih dekat kepada mengaharap maaf dari pada mengharap pahala dan balasan.
Firman Alloh: “QUL-BI-FADH-LILLAAHI-WA-BIROHMATIHII-FA-BIDZAALIKA FAL-YAF-ROCHUU-HUWA KHOIRUM-MIMMAA YAJ-MA’UUN”.(“Katakanlah: Hanya karena karunia dan rohmat Alloh mereka boleh bergembira, sebab itu lebih baik bagi mereka dari segala apa yang dapat mereka kumpulkan sendiri”

٭ لاتطلب عواضا على عمل لست له فاعلا، يكفى من الجزاءلك على العمل ان كان له قابلا ٭

133.”Jangan menuntut upah(ganti) tehadap amal perbuatan yang hakikatnya kamu sendiri tidak ikut berbuat, cukup besar balasan aloh bagimu, jikaAlloh menerima amalmu”.

141-143.
 “WUSHUL ITU SEBAB KARUNIA DARI ALLOH DAN DITUTUPINYA CELA KITA”
٭ ولولا انك لاتصل اليه الابعد فناء مساويك ومحودعاويك لم تصل اليه ابدا ولكن اذااراد ان يوصلك اليه غطى وصفك بوصفه ونعتك بنعته  فوصلك اليه منه اليك لابمامنك اليه ٭

141. “Andaikata engkau mempunyai anggapan tidak akan sampai kepada Alloh(wushul), kecuali setelah habis lenyap semua dosa-dosa dan kotoran hatimu, niscaya kamu tidak akan sampai (wushul) kepada Alloh selamanya. Tetapi jika Alloh menghendaki menarik menyampaikan kamu kepadaNya,Alloh akan menutupi sifatmu dengan sifatNya,dan kekuranganmu dengan karunia kekayaanNya, Alloh menyampaikan kamu kepadaNya dengan apa yang diberikan Alloh kepadamu,bukan karena amal perbuatanmu yang enkau hadapkan kepadaNya”.

Syeikh Abul-Hasan As-syadzily ra. berkata: seorang waliyulloh itu tidak akan sampai kepada Alloh,jika ia masih ada syahwat/kesenangan nafsu, atau masih mengatur dirinya atau masih usaha ikhtayar(memilihkan dirinya).seumpama Alloh membiarkan hambanya dengan pilihannya,pengaturannya atau kesenangan nafsunya sendiri, maka hamba selamanya tidak akan wushul(sampai kepada Alloh) jika Alloh akan menarik dan segera menyampaikan hambanya, maka di tampakkan padanya sifat-sifat Alloh. Sehingga mati  kehendak dan ikhtiyar usaha sendiri, dan segera menyerah pasrah kepada Irodah dan keputusan pemberian Alloh. Maka dengan itu ia sampai kepada Alloh karena tarikan Alloh, bukan karena amal usahanya sendiri, Wushul karena karunia Alloh bukan karena ibadah dan taatnya kepada Alloh.
٭ لولا جميل ستره لم يكن عمل اهلا للقبول ٭

 142.”Andai kata tidak ada baiknya tutup dari Alloh (andaikata Alloh tidak menutupi kekurangan dan kesalahan dalam semua amal hamba) niscaya tidak ada amal yang layak untuk diterima”.

  Sebab syarat untuk diterimanya amal itu adalah ikhlas, tulus kepada Alloh,tetapi manusia diuji dengan sombong diri, merasa sudah cukup amalnya, dan lebih jelek lagi bila ia riya’ dengan amalnya,dan mengharap pujian atas amal perbuatannya. Karena demikian watak tiap hamba, maka sulit untuk diterima amal perbuatannya, kecuali hanya mengharap rohmat karunia Alloh semata.
  Syeih Abu-Abdulloh Al-Quraisyi berkata: Jika Alloh menuntut mereka tentang keikhlasan, maka lenyaplah semua amal perbuatan mereka, maka apabila telah lenyap semua amalnya, bertambahlah hajat kebutuhan mereka, maka dengan itu mereka lalu melepaskan diri dari bergantung kepada segala sesuatu, dan apabila ia telah bebas dari segala sesuatu kembalilah mereka kepada Alloh dalam keadaan bersih dari segala sesuatu.
 Jadi para murid/salik dalam perkara wushul kepada Alloh, itu harus bergantung pada anugerah dan pemberian Alloh. Jangan sampai mengandalkan amal ibadahnya sendiri.

٭ انت الى حلمه اذا اطعته احوج منك الى حلمه اذاعصيته ٭

143. “Engkau lebih membutuhkan kesantunan, maaf dan kesabaran Alloh ketika engkau berbuat taat (ibadah), melebihi dari pada kebutuhanmu ketika engkau berbuat maksiat/dosa”.

   Kemuliaan seorang hamba hanya ketika bersandar diri kepada Tuhannya. Dan hina/jatuhnya seorang hamba bila ia telah melihat dan berbangga dengan dirinya sendiri. Sedang manusia ketika berbuat taat, merasa dirinya sudah baik lalu bangga dengan amal perbuatannya sendiri, sombong dan merendahkan orang lain. Padahal amal perbuatannya jika dikoreksi keikhlasannya tidaklah mungkin akan diterima, bahkan amal itu semua hanyalah amal yang palsu dan tidak ada harganya disisi Alloh.
Alloh telah menurunkan wahyu kepada seorang NabiNya: “Beritahukan kepada hamba-hambaKu yang shiddiqin(sungguh-sungguh dalam beribadah kepadaKu), janganlah kamu tertipu oleh kesombongan dengan amal perbuatanmu itu, karena apabila Aku menegakkan benar-benar keadilanKu pasti Aku akan menyiksa mereka mereka dan bukan suatu kedholiman terhadap mereka. Dan katakana kepada hamba-hambaku yang telah berbuat dosa, : Jangan kamu berputus asa dari rahmatKu, sebab tidak ada suatu dosa yang tidak dapat ku ampunkan.
   Syeih abu-Yazid al-Busthomy berkata: Taubat karena berbuat maksiat itu cukup hanya sekali, sedangkan taubat setelah berbuat taat harus seribu kali, sebab taat yang diliputi oleh ‘ujub, sombong itu berubah menjadi maksiat yang besar, dan orang tidak akan menyadarinya. Sebagaimana jatuhnya iblis dari singgasananya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar