117.
“KHAWATIR DENGAN HAWA NAFSU”
٭ لاَ يُخاَفُ عليكَ
اَنْ تَلْتَبِسَ الطُرُقُ عليكَ وَاِنَّماَ يُخَافُ عليكَ مِنْ غَلبَةِ الهَوَى
عليكَ ٭
117. “Tidak dikuatirkan padamu salah jalan, tetapi yang
dikuatirkan atasmu yaitu menangnya hawa nafsu mengalahkan akal dan imanmu”.
Apabila kamu dalam perjalanan suluk mengalami
berbagai hal spt: berbuat taat,atau maksiat,mendapat nikmat atau bala’, itu
semua jalan menuju Alloh yang sudah jelas, sudah cukup tuntunan dalam Alqur’an
dan Hadits nabi. Jika berbuat taat hendaknya merasa itu sebagai karunia dari
Alloh, jika berbuat dosa lekas bertaubat, jika menerima nikmat harus bersyukur,
jika mendapat ujian bala’ harus bersabar. Tetapi yang di khawatirkan padamu
yaitu merajalelanya hawa nafsu, sehingga mengalahkan akal dan iman.
118.
“ALLOH MENUTUPI RAHASIA KEWALIAN”
٭ سُبْحاَنَ من سَتَرَ
سِرَّالخُصُوصيَّةِ بِظُهُورِ البَشَرِيَّةِ وَظَهرَ بِعَظَمةِ الرُّبُوْبِيَّةِ
فِى اِظهاَرِالعُبُودِيَّةِ ٭
118. “Maha suci Alloh yang telah menutupi rahasia-rahasia keistimewaan seorang wali dengan tampaknya sifat-sifat yang umum bagi menusia, dan telah jelas terlihat keagungan ke-Tuhanan Alloh dengan menunjukkan kepada manusia sifat-sifat kehambaan dan kerendahan mahluknya”.
Rahasia-rahasia kebesaran ilmu ma’rifat yang
diberikan oleh Alloh pada para walinya ditutupi oleh Alloh dengan tampaknya
sifat dan kebiasaan yang umum bagi semua manusia,seperti bekerja,
bertani,berdagang dll, tetapi dalam hatinya penuh dengan ilmu dan makrifat.
sebaliknya Alloh memperlihatkan dengan sangat jelas kebesaran ke-TuhananNya
dengan menunjukkan sifat-sifat ‘Ubudiyyah,kelemahan dan kefakiran hamba
kepadaNya.
Syeih Abil-Hasan as-Syadzily ra. berkata: AL-‘UBUDIYYATU
JAUHAROTUN ADH-HAROTHAR-RUBUBIYYAH. ( Ubudiyyah / penghambaan
itu berlian yang diperlihatkan ke-Tuhanan Alloh.)
119.
JANGAN MENUNTUT TUHANMU
٭ لاَ تُطَالب رَبَّكَ
بِتأَخرِ مطلَبكَ وَلٰكِن طِالب نَفْسَكَ بِتأَخِيرِ اَدَبِكَ ٭
119. “Jangan menuntut Tuhan karena ditundanya permintan yang
telah engkau minta kepada Alloh. Tetapi hendaknya engkau koreksi dirimu,tuntut
dirimu yang belumbisa bertatakrama(supaya tidak terlambat melaksanakan
kewajiban-kewajibanmu terhadap Alloh)”.
Jika belum tercapai hajat permintaanmu, jangan engkau su’udh-dhon
kepada Alloh, dan menuntut kepada Alloh untuk segera mengabulkan permintaanmu,
sebab Alloh tidak dapat dituntut terhadap apa saja yang dikehendaki.
Akan tetapi hendaknya permintaanmu itu semata-mata untuk
menunjukan sifat kehambaanmu kepada Alloh, dan hajat kebutuhanmu kepada Alloh.
sebab terhadap kebutuhanmu Alloh tidak usah diingatkan, bahkan Alloh telah
melengkapi segala kebutuhanmu sebelum kau mengerti apa hajat kebutuhanmu yang
sebenarnya. Maka sebaiknya kau menyerah bulat-bulat kepada Alloh tanpa memaksa,
tanpa usul apa-apa kepada Alloh.
Dan lagi apabila kamu meyakini Alloh tidak akan mengabulkan do’amu
itu berarti kamu tidak punya adab, karena Alloh telah berjanji akan mengabulkan
semua do’a hambaNya. Tetapi cara mengabulkannya tidak harus mewujudkan seperti
keinginanmu, semua terserah Alloh, yang semua itu terbaik bagimu.
120-121.
“NIKMAT
KARUNIA TERBESAR DARI ALLOH”.
٭ مَتىَ جَعَلكَ فِى الظَّاهِرِ مُمتـَثِلاً
لاَمْرِهِ وَرَزقكَ فِى البَاطِنِ الاِسْتِسْلاَمِ لِقَهْرِهِ فَقَد اَعْظَمَ
المِنَّةَ عَلَيْكَ ٭
120. “Apabila Alloh telah
menjadikan engkau pada lahirnya taat menurut perintahNya dan dalam hatimu menyerah/tawakkal
kepadaNya, maka berarti Alloh memberi kepadamu nikmat karunia yang
sebesar-besarnya.”
Jika Alloh telah memberi
taufiq hidayah kepada hamba untuk melakukan segala perintahNya, dan didalam
hati/batinnya diberi kekuatan bisa menyerah/tawakkal pada sifat qohrinya
Alloh(selalu ridho atas apa yang terjadi atas dirinya), itu berarti Alloh telah
memberi karunia nikmat yang sangat besar.karena Alloh telah mengumpulkan ‘Ubudiyyah
(penghambaan)lahir dan ‘Ubudiyyah batin.
Sebab tugas manusia hanya
untuk beribadah kepada Alloh lahir batin, dengan ikhlas, tentang semua
kebutuhan dan hajatnya telah dicukupi oleh Alloh, maka jangan menuruti hawa
nafsu yang tidak ada puasnya.
٭ لَيْسَ كُلُّ مَنْ ثَبَتَ تَخْصِيْصُهُ
كـَمُلَ تَخـْـلِيْصُهُ ٭
121.” Tidak semua orang yang
telah tampak jelas ke-kramatannya itu berarti telah sempurna
pembersihannya(dari penyakit-penyakit hati dan hawa nafsu).”
Kramat(perkara yang luar
biasa/tidak masuk akal)yang diberikan Alloh kepada para hambaNya, yang
tujuannya untuk menambah keyakinan dan keimanan hamba,dan untuk memperkenalkan
bukti kekuasaan Alloh itu tidak tergantung pada sebab dan kebiasaan,bahkan
kebiasaan itu bisa menjadi sebab terhijabnya menusia dari Qudratnya Alloh. dan
juga bisa menjadi fitnah, bagaikan awan yang menutupi sinar matahari keesaan
Alloh.Maka dari itu menurut ajaran thoriqoh, siapa yang terterikat/silau pada
keramat maka dia terhina.
Seorang sahabat Sahl bin
Abdulloh berkata: adakalanya jika saya wudhu’ tiba-tiba air yang mengalir
ditanganku menjadi lantakan emas dan perak. Jawab Sahl: Apakah engkau tidak
mengerti bahwa anak kecil jika menangis dihibur dengan boneka/mainan supaya
diam.
Abu Nasher As-saroj berkata:
saya bertanya kepada Al-hasan bin Salim: apakah arti ke-keramatan, sedang
mereka telah dimuliakan oleh Alloh sehingga sanggup mengabaikan dunia dan
meninggalkannya dengan suka rela, tetapi bagaimana lalu kemuliaan(keramat) batu
berubah menjadi emas, apakah artinya itu? Jawabnya: bukannya Alloh memberikan
karena kotornya, tetapi diberi untuk menjadikan hujjah megalahkan bisikan
hawa nafsu, yang selalu goncang kuatir tidak dapat rizki, sehingga oleh
Alloh diperlihatkan yang demikian, sehingga dapat berkata: Bahwa Alloh yang
dapat merubah batu menjadi emas, dapat mendatangkan rizki dan memberi dari
jalan yang tidak disangka.
Ishaq bin Ahmad berkata pada
Sahl: Nafsuku ini selalu merasa kuatir tidak dapat makan. Maka sahl
berkata: Engkau ambil batu itu dan minta kepada Alloh supaya dijadikan makanan
untuk kau makan.
Ishaq bertanya: jika berbuat
demikian, maka siapa tauladan dalam berbuat demikian? Jawab sahl:
Bertauladanlah pada Nabi Ibrohim as.ketika berkata : Hai Tuhan tunjukkan
perlihatkan kepadaku bagaimana caranya Engkau menghidupkan sesuatu yang telah
mati, supaya tentram hatiku, sebenarnya aku telah percaya tetapi nafsuku ini
tidak puas, kecuali jika telah melihat dengan mata kepala.
Seoran wali Ibrahim
al-khowwas pada sutu hari berrkenalan dengan orang yahudi didalam kapal,
keduanya membicarakan tentang agama, lalu yahudi tadi berkata: kalau agamamu
ini benar, berjalanlah diatas laut bersamaku.
Lalu siyahudi turun dari
kapal dan berjalan diatas laut bersama dengan Ibrahim, sesampainya didaratan
yahudi berkata : aku ingin berteman danbersamamu, tapi dengan syarat kita tidak
boleh masuk masjid dan gereja, mari kita masuk kehutan dan padang, tidak boleh
bawa bekal. Dan disanggupi oleh Ibrahim, lalu keduanya berjalan ke padang yang
tidak ada tumbuhan dan tidak ada air sama sekali. Sampai tiga hari keduanya
tidak makan dan minum, ketika keduanya duduk-duduk tiba-tiba ada anjing datang
dengan menggigit roti tiga biji,dan ditaruh didepan yahudi lalu anjingnya
pergi, siyahudi lalu makan roti tadi tanpa mengajak Ibrahim ikut makan,
tidak berapa lama ada pemuda yang tampan dan berbau harum datang dengan membawa
nampan yang dipenuhi dengan makanan dan minuman yang sangat enak dan lezat, dan
ditaruh didepan Ibrahim lalu dia pergi. Lalu Ibrahim mengajak yahudi untuk ikut
makan, tapi yahudi tidak mau karena malu, akhirnya Alloh member hidayah kepada
siYahudi sehingga masuk Islam dan menjadi murid Ibrahim al-khowwas..
Syeih Abu yazid Al-busthomi
berkata: kamu jangan sampai tertipu dengan dengan keadaan yang luar
biasa/tidakmasuk akal, yang di alami sseorang, tapi lihatlah bagaimana dia
taatnya pada perintah Alloh dan menjauhi laranganNya..
122-123.
“JANGAN
MEREMEHKAN WIRID”
٭ لاَيَسْتَحْقِرُ الوِرْدُ الاَّ جَهُولٌ.
الوَارِدُ يُوجَدُ في الدَّارِ الاَخِراَةِ. الوِرْدُ يَنْطَوِي بِانْطواَءِ
هٰذِهِ الدّاَرِ وَاَولٰى ماَ يُعْتَنىَ بِهِ ماَلاَ يَخْلُفُ وُجُودُهُ، ثُمَّ
الوِرْدُ هُوَ طَالِبُهُ مِنْكَ واَالوَارِدُ اَنْتَ تَطْلُبُهُ
122.”Tidak akan meremehkan
wirid, kecuali orang yang sangat bodoh, warid (karunia Alloh buah dari wirid)
itu akan wujud di akhirat. Wirid itu akan habis/hilang bersama habisnya dunia,.
Dan sebik-baik yang harus di perhatikan oleh seseorang yaitu perkara yang
apabila hilang tidak ada gantinya(wirid). Wirid itu sebagai perintah Alloh
padamu(haknya Alloh yang harus kau penuhi), sedangkan warid itu hajat
keperluanmu yang kau minta kepada Alloh, maka apa imbang antara perintah Alloh
kepadamu(hak Alloh) dengan pengharapanmu dari Alloh..”.
Wirid adalah segala macam
bentuk ibadah lahir batin baik yang wajib maupun yang sunnah, sedangkan Warid:
pemberian Tuhan dalam hati hamba yang berupa pemahaman,nur/cahaya,kesenagan/manisnya
dalam beribadah,taufiq dan hidayahNya.
Maka sebaiknya seorang hamba
menjalankan kewajibannya, karena wirid itu hanya berlaku ketika masih hidup
didunia ini saja, sedang waridakan lanjut sampai di akhirat.
Rosullulloh saw. Bersabda: Amal
yang paling dusukai Alloh ialah yang istiqomah(terus-menerus) meskipun sedikit.
Hasan al-Basry berkata: siapa
yang hari ini sama dengan hari kemarin ,maka dia rugi dan siapa hari ini lebih
buruk dari kemarinnya, maka dia mahrum(tidak dapat rahmat),dan siapa yang
tidak bertambah berarti berkurang, dan siapa yang makin berkurang amalnya, maka
mati lebih baik baginya.
Ketika Al-Junaid ditegur
orang karena memegang tasbih ditangannya: Tuan dalam kedudukan yang demikian
itu masih menggunakan tasbih. Jawab Al-Junaid: alat yang telah menyampaikan
kami, maka tidak saya tinggalkan.
Al-Junaid berkata: Orang ’aarif
menerima semua amal(wirid) itu sebagai tugas dari Alloh, karena itu mereka
kembali menghadap pada Alloh dengan kebiasaan wirid(ibadah) yang ditugaskan
Alloh itu. Dan andikata seribu tahun tidak akan mengurangi sedikitpun
amal wiridku, kecuali jika terhalang untuk melakukannya.
٭ وُروُدُ الاِمدادِ بِحَسْبِ الاِستِعْداَدِ
وَشُرُوقُ الاَنواَرِ عَلَى حَسَبِ صَفاءِ الاَسْرَارِ ٭
123.” Datangnya bantuan/pertolongan
dari Alloh itu menurut kadar persiapannya, dan terbitnya /cahaya ilahi itu
menurut/tergantung pada bersih/jernihnya hati”.
Bersihkan hatimu dari segala
sesuatu selain Alloh, niscaya Alloh akan mengisi/memenuhi hatinya dengan
pengertian-pengertian ma’rifat dan rahasia-rahasia keyakinan. Karena itu
tiap-tiap waarid(pemberian karunia dari Alloh) itu tergantung pada wirid,
apabila wiridnya banyak maka waaridnya juga banyak, apabila wirid itu timbul
dari hati yang bersih, maka datangnya waarid demikian terang jernihnya,
demikian pula jika wiridnya tetap terus, maka waaridnya pun demikian tidak
berhenti begitu seterusnya.
124.
“SIKAP
ORANG YANG LUPA PADA ALLOH”
٭ الغَافِلُ اِذاَ اَصْبَحَ نَظَرَ فيماَ
يَفْعَلُ، والعاَقِلُ يَنْظُرُ ماَذاَ يَفْعَلُ اللهُ بِهِ ٭
124.”orang yang lupa/lalai
dalam tauhidnya(bahwa segala sesuatu itu berjalan menurut ketentuan takdir
Alloh), jika pagi hari dia selalu berangan-angan apakah yang harus aku kerjakan
hari ini (yakni mengatur dirinya sendiri), sedangkan orang yang sempurna akal
tauhidnya memikirkan apakah yang akan ditakdirkan Alloh bagi dirinya hari itu”.
Jadi
pandangan orang yang lalai pada Alloh, itu selalu mengatur dan memandang
dirinya dan kemampuan atau rencananya,maka dari itu Alloh menyerahkan urusannya
itu pada dirinya sendiri.sehingga tidak akan berhasil apa yang direncanakan.
Sedangkan orang yang berakal,
itu selalu memandang Alloh selalu mengingat kekuasaan dan kebijaksanaan Alloh,
maka Alloh mencukupi apa yng menjadi kebutuhannya, jadi permulaan pemikiran
yang bergerak dalam hati itu menjadi timbangan dan ukuran tauhid dan imannya
kepada Alloh.
Umar bin Abdul Aziz berkata:
kini aku tidak merasa senang kecuali dalam ketentuan- ketentuan takdir Alloh.
Abu Mad-yan berkata: Usahakan
dengan sungguh- sungguh bila dapat,supaya hatimu tiap pagi dan sore menyerah
bulay-bulat kepada Alloh, semoga Alloh melihat padamu dengan pandangan
RohmatNya.niscaya kamu termasuk orang bahagia dunia akhirat.
Siapa yang melihat kepada
Alloh, maka tidak akan terlihat dirinya sendiri, dan siapa yang melihat dirinya
sendiri maka tidak terlihat Alloh. Karena itu jika engkau menghadapi sesuatu
hal, perhatikan hatimu, kemana condongnya, jika langsung pada kekuatanmu
sendiri, maka terputus dengan Alloh,. Dan jika langsung pada kekuasaan Alloh,
berarti engkaulah yang telah sampai kepada Alloh, sedang alam ini semua dalam
genggaman Alloh.
Dan tiap pagi sebaiknya berdo’a: Allohumma-inni-ash-bahtu
laa-amliku linafsii dhorrou-walaa-naf-‘aa, walaa mautau-walaa nusyuroo,
walaa-as-tathii-‘u an-aakhudza illaa-maa-a’thoitanii, walaa-at-taqii illa
maa-waqoitanii. Allohumma innaka-dzul-fadhlil-‘adhiim.
“Ya Alloh kini aku berada
diwaktu pagi, tiada menguasai diriku untuk kebaikan atau menolak bahaya, atau
mati atau hidup atau bangkit sesudah mati, dan aku tidak data mengambil kecuali
yang engkau beri, dan tidak dapat menghindari sesuatu kecuali yang engkau
hindarkan. Ya Alloh pimpinlah aku kepada jalan yang engkau ridhoi baik dalam
perkataan atu amal perbuatan di dalam taat kepadaMu, sungguh engkau dzat yang
maha besar karuniaNya.”
Do’a Syeikh Abul-Hasan
asy-syadzily ra. “Allohumma innal-amro ‘indaka wahuwa mahjuubun ‘annii walaa
a’lamu amron akhtaa-ruhu linafsii fakun antal-mukhtaarolii, wah-milnii
fii-ajmalil umuuri ‘indaka wa-ahmadihaa ‘aa-qibatan fid-diini wad-dun-ya wal
aakhiroh, innaka ‘alaa kulli syai’in qodiir”.
“ Ya Alloh sungguh segala
sesuatu ada ditanganMu, dan tertutup dari padaku, dan aku tidak mengetahui apa
yang harus aku pilih untuk diriku, maka pilihkanlah apa yang baik bagiku, dan
bawalah aku dalam hal yang amat baik serta terpuji akibatnya dalam agama,duni
dan akhirat, sesungguhnnya engkau berkuasa atas segala Sesuatu.”
125.
“JANGAN
TERPENGARUH DENGAN MAKHLUK”
٭ اِنَّماَ يَسْتوحِشُ العِباَدُ وَالزُّهاَدُ
مِنْ كُلِّ شيءٍ لِغَيْبَتِهِمْ عَنِ اللهِ فِى كُلِّ شىءٍ فَلَو شَهِدوُهُ فِى
كُلِّ شىءٍ لَمْ يَسْتوحِشُوا مِنْ شَىءٍ ٭
125.” Sesungguhnya yang
menyebabkan kerisauan/kesusahan hati para ‘Ubbad (orang-orang ahli ibadah) dan
Zuhhad (orang-orang ahli zuhud) dari segala sesuatu itu karena mereka masih
terhijab/ tidak melihat Alloh dalam apa yang mereka lihat itu, tatapi andaikan
mereka melihat Alloh dalam segala sesuatu (mahluk), pasti dia tidak akan risau
dari/terhadap segala sesuatu”.
Yang dinamakan ‘Ubbad/ahli
ibadah ialah: orang-orang yang bertaqorrub/mendekatkan diri kepada Alloh dengan
berbagai macam amal ibadah. Sedangkan Zuhhad/ahli zuhud ialah orang yang
bertaqorrub/mendekatkan diri kepada Alloh dengan jalan tawakkal/menyerahkan
diri hanya kepada Alloh. Kedua golongan ini selalau ingin menjauh dari
masyarakat/sesama makhluk, itu dikarenakan mereka merasa bahwa masarakat/mahluk
menjadi perintang mereka dalam mendekatkan diri kepada Alloh, tapi sekiranya
mereka lebih mendalam dalam ma’rifat kepada Alloh, tentu mereka tidak dapat
terhalang oleh suatu apapun, sebab Alloh berada dalam segala sesuatu,
maka tidak ada sesuatu yang melupakan dari Alloh, bahkan sebaliknya
masarakat/mahluk itu bisa mangingatkan kepada Alloh ta’ala.
26-127.
LIHATLAH ALAM INI UNTUK MENGENAL ALLOH”
٭ اَمَرَكَ فِى هٰذِهِ الدَّارِ بِالنَّظَرِ
فِى مُكَوَّناَتِهِ وَسَيَكـْشِفُ لَكَ فِى تِلْكَ الدَّارِ عَنْ كمَال ذاَتِهِ ٭
126.” Alloh memerintahkan
kepadamu semasa hidup di dunia ini memperhatikan alam ciptaanNya(memikirkan mahluk
didunia ini sehingga menjadikan ingat pada Alloh). Dan kelak di akhirat Alloh
akan mamperlihatkan kepadamu kesempurnaan DzatNya”.
Alloh telah
memerintahkan memperhatikan dan memikirkan mahluknya Alloh, itu disebutkan
dalam Alqur’an dalam beberapa ayat, aya yang jelas seperti firman
Alloh: “QULIN-DHRUU-MAA-DZAA-FISSAMAA-WAATI WAL-ARDHI (perhatikanlah apa
yang ada dilangit dan bumi)”.
Ada juga yang secara isyaroh
seperti firman Alloh yang artinya: “dan di bumi itu ada bagian-bagian tanah
yang berdekatan satu sama lainnya, ada kebun-kebun kurma dan anggur, ada
tanaman yang sejenis dan beda jenis, yang kesemuanya itu disirami dengan satu
macam air, sesungguhnya yang demikian itu mengandung tanda-tanda
keagungan Alloh, yang manfaat bagi orang-orang yang mau berfikir.” Satu
macam air itu (air hujan) tetapi pohon yang disiram beda-beda, daunnya tidak
sama,buahnya tidak sama, adakalanya sama tapi rasanya berbeda,itu semua pasti
ada yang menetapkan, yaitu Alloh.
Apabila mau memperhatikan
alam semesta(makhluk) maka kelak di akhirat Alloh akan membukakan hijab
sehingga langsung bisa melihat DzatNya. Firman Alloh: “WUJUUHUY-YAUMA-IDZIN-NAADHIROH,
ILAA-ROB-BIHAA NAADHIROH.(beberapa wajah pada hari kiamat itu
berseri-seri,(bercahaya), karena ia dapat melihat Tuhannya”.
٭ عَلِمَ مِنكَ اَنَّكَ لاَ تَصْبِرُ عَنْهُ
فاَشـْهَدَكَ ماَ بَرَثَ مِنْهُ ٭
127. “Alloh ta’ala telah
mengetahui, bahwa engkau tidak sabar jika tidak melihat Alloh, maka Alloh
memperlihatkan ap-apa yang asli buatan Alloh”.
Orang yang berfikir tentang
makhluk buatan Alloh, dan mengetahui semua atas ketentuan Alloh, tentu tidak
sabar ingin mengetahui dzat yang membuat dan menentukan yaitu Alloh. Berhubung
itu tidak mungkin maka Alloh memperkenalkan DiriNya lewat makhluk buatan-Nya.
Kerinduan
yang berupa ingin melihat Alloh itu, termasuk karunia yang agung dari Alloh,
dan ini termasuk maqom ihsan.
Dawuh mu’allif ini untuk
orang-orang yang mencari Alloh, yang dlm pikirannya sudah jauh dari selain
Alloh.
Ahli fikir itu ada dua:
1. Ahli
fikir yang punya maksud mencari Alloh/taqorrub kepada Alloh, ini akan
menghaasilkan cinta dan rindu bertemu Alloh.
2. Ahli
fikir yang untuk urusan dunia seperti mencari ilmu alam yang tidak ada maksud
mencari Alloh, ini tidak akan membuka mata hati.
Maka terhadap orang yang
telah sampai kemaqom ihsan ini, Alloh menganjurkan sabar melihat buatan-buatan
Alloh terlebih dahulu untuk diperlihatkan Dzat Alloh di akhirat nanti.
128-131.
“SHOLAT”
٭ لمّا علم الحق منك وجود الملل لَوّن لك
الطاعات وعلم مافيك من وجود الشرّه فحجرهاعليك فى بعض الاوقات ليَكون همّك اِقمامة
الصلاةِلاوجودالصلاةِفماكلُّ مصَلٍّ مُقِيمٌ ٭
128.”Alloh ta’ala itu
mengetahui bahwa engkau mudah bosan/jemu, maka Alloh membuat bermacam-macam
cara taat/ibadah, dan Alloh mengetahui bahwa engkau bersifat rakus(terlalu
semangat), maka dalam beberapa waktu dilarang melakukan sholat, supaya
Himmah(kemauan yang kuat)mu tertuju pada sempurnanya sholat(iqomatus-sholah)
bukan sekedar sholat, sebab tidak semua orang yang sholat itu mendirikan
sholat(iqomatus-sholah)”.
Alloh
berfirman: Wa-aqiimus-sholata(dan kamu semua supaya mendirikan
sholat) firmanNya tidak: SHOLLUU (sholatlah kamu semua)
Cara mendirikan
Sholat (iqomatus-sholah) itu harus dengan menyempurnakan
adab/tatakramanya Sholat, 1. Adab lahir seperti: menjaga
syarat-syarat,rukun-rukun dan sunnah-sunnahnya sholat. 2. Adab batin seperti:
menjaga khusyau’ dalam sholat dengan menghadapkan hati hanya kepada
Alloh,sehingga hati tidak mengingat sesuatu melainkan kepada Alloh,dan merasa
bahwa sholatnya itu semata-mata karunia dari Alloh.
Sholat dengan menyempurnakan
adab/tatakeramanya ini yang akan menimbulkan bekas seperti bertambah baik budi
pekerti nya, dan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar
(INNAS-SHOLAATA-TANHAA ‘ANIL-FAKHSYA-I WAL MUNKAR)
٭ الصلاةطهرة للقلوب من ادناس الذنوب
واستفتاح لباب الغيوب٭
129. “Sholat itu sebagai
penyucian/pembersih hati dari kotoran dosa, dan untuk pembuka pintu ghoib”.
Rosululloh saw. “Bersabda:
sesungguhnya perumpamaan sholat itu bagaikan sungai yang mengalir di depan
pintu rumah salah seorang, maka ia mandi di sungai itu tiap hari lima kali,
apakah masih ada sisa kotorannya? Jawab shahabat: tidak ada sisa kotoran
sedikitpun. Maka Nabi bersabda: demikian pula sholat lima waktu yang
menghapuskan dosa”.
Juga sholat sebagai pemuka pintu
ghoib, sebab bila hati telah bersih dan selalu berhubungan dengan Tuhannya,
pasti lambat laun akan terbuka baginya tirai/pintu ghoib.
٭ الصلاة محل المناجاةومعدن المصافات تتسع
فيهاميادين الاسرار وتشرق فيها شوارق الانوار٭
130. “Sholat itu itu sebagai
tempat bermunajat kepada Alloh, dan sebagai pembersih hati dari kotoran
dosa, dan di dalam sholat itu sebagai lapangan yang luas berbagai
sir(ilmu ma’rifat)dan rahasia-rahasia Tuhan, dan memancar terang padanya
cahaya-cahaya ilmu ma’rifat”.
Alloh berfirman: “Aqimis-sholaata
li-dzikrii.( Dirikanlah/tegakkanlah sholat itu untuk dzikir ingat kepadaKu”.)
Sesungguhnya seorang hamba
bila ia berdiri sholat, maka alloh membukakan untuknya tirai hijab, dan
langsung dihadapinya, dan berdiri tegak para malaikat dari atas bahunya hingga
langit, mengikuti sholatnya dan mengaminkan do’anya.
Dan seorang yang sholat itu
ditaburi rohmat dari langit hingga ubun kepalanya. Dan dipanggil oleh suara:
Andaikata orng yang munajat ini mengetahui siapakah yang diajak bicara, maka
tidak akan berhenti sholatnya, dan sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka
untuk orang yang sholat.
Dan sesungguhnya Alloh
membanggakan barisan orang-orang yang sholat dihadapan malaikatNya.
Muhammad bin Ali at-tirmidzy
berkata: Alloh telah memeanggil orang-orng yang bertauhid supaya sholat lima
waktu, karena rahmat kasih kepada mereka, dan menyediakan berbagai macam
hidangan, supaya seorang hamba bisa merasakan pada tiap-tiap bacaan dan gerak
itu karunia pemberianNya.maka gerakan itu bagaikan makanan dan minuman itu
bagaikan minuman. Dan hidangan it disediakan oleh Alloh tiap hari lima kali,
supaya tidak ada lagi sisa kotoran ataupun debunya.
Dalam kitab Taurot
disebutkan: Hai anak Adam, jangan malas untuk mendirikan sholat dihadapanKu
sambil menangis, maka Akulah Alloh yang telah mendekat dari hatimu, dan karena
ghoib engkau telah dapat melihat cahayaKu.
٭علم وجود الضعف منك فقلل اعدادها وعلم
احتياجك الى فضله فكثرامدادها ٭.
131.”Alloh telah mengetahui
kelemahanmu, maka Alloh menyederhanakan bilangannya(asalnya limapuluh waktu
menjadi lima waktu) dan Alloh mengetahui bahwa engkau itu sangat berhajat, maka
ia memper banyak/melipat gandakan Asror dan pahalanya”.
Alloh itu mengetahui
kalau hamba itu butuh sekali anugerah dari-Nya, maka Alloh memperbanyak asrornya
sholat, yakni Alloh memperbanyak anugerah berupa ilmu dan makrifat didalam
hatinya.
Dalam kitab ini
disebutkan Amdadahaa itu mampunyai dua arti:
1. Untuk
orang yang bermaksud wushul kepada Alloh/salik, itu bermakna Asror(yaitu
anugerah ilmu ma’rifat)
2. Untuk
orang yang tidak bermaksud wushul kepada Alloh/salik, itu bermakna tsawab
(pahalanya) ya’ni Alloh melipat gandakan pahalanya sholat, sholatmu yang lima
waktu tapi diberi pahala lima puluh waktu.
132-135.
“JANGAN
MINTA BALASAN ATAS AMALMU”
٭ متى طلبت عواضا على عمل طولبت بوجود الصدق
فيه ويكفي المريب وجدان السلامة ٭
132.”Apabila engkau menuntut
upah/balasan atas semua amal perbuatanmu, pasti engkau akan dituntut
oleh Alloh atas kesempurnaan amal perbuatanmu. Dan bagi orang yang merasa belum
sempurna amalnya, harus merasa cukup puas jika ia selamat dari tuntutan/tidak
dituntut atas kekurang sempurnaan amalnya”.
Hikmah ini
menjelaskan kejelekan orang yang beramal karena mengharap balasan/upah dari
amalnya. Padahal seharusnya orang itu beramal yang baik, bersih hanya karena
menghamba pada Alloh.
Karena hanya Allohlah dzat
yang wajib disembah dan diagungkan, dan menjadi tujuan kita dunia
dan akhirat. Hal ini sudah banyak dibahas dalam kitab ini dengan berbagai
bahasan yang berbeda.
Khoir An-nassaj
berkata:Timbangan amalmu itu sesuai dengan perbuatanmu, karena itu mintalah
kemurahan karunianya. Dan itu lebih baik bagimu.
Al-washity berkata:
amal ibadah lebih dekat kepada minta/mengharap ampunan dan maaf, dari pada
mengharap pahala dan upah.
Annash-robadzy berkata:
Amal ibadah itu bila diperhatikan kekurangan-kekurangannya, lebih dekat kepada
mengaharap maaf dari pada mengharap pahala dan balasan.
Firman Alloh: “QUL-BI-FADH-LILLAAHI-WA-BIROHMATIHII-FA-BIDZAALIKA
FAL-YAF-ROCHUU-HUWA KHOIRUM-MIMMAA YAJ-MA’UUN”.(“Katakanlah: Hanya karena
karunia dan rohmat Alloh mereka boleh bergembira, sebab itu lebih baik bagi
mereka dari segala apa yang dapat mereka kumpulkan sendiri”
٭ لاتطلب عواضا على عمل لست له فاعلا، يكفى
من الجزاءلك على العمل ان كان له قابلا ٭
133.”Jangan menuntut
upah(ganti) tehadap amal perbuatan yang hakikatnya kamu sendiri tidak ikut
berbuat, cukup besar balasan aloh bagimu, jikaAlloh menerima amalmu”.
141-143.
“WUSHUL ITU SEBAB KARUNIA
DARI ALLOH DAN DITUTUPINYA CELA KITA”
٭ ولولا انك لاتصل اليه الابعد فناء مساويك
ومحودعاويك لم تصل اليه ابدا ولكن اذااراد ان يوصلك اليه غطى وصفك بوصفه ونعتك
بنعته فوصلك اليه منه اليك
لابمامنك اليه ٭
141. “Andaikata engkau
mempunyai anggapan tidak akan sampai kepada Alloh(wushul), kecuali setelah habis
lenyap semua dosa-dosa dan kotoran hatimu, niscaya kamu tidak akan sampai
(wushul) kepada Alloh selamanya. Tetapi jika Alloh menghendaki menarik
menyampaikan kamu kepadaNya,Alloh akan menutupi sifatmu dengan sifatNya,dan
kekuranganmu dengan karunia kekayaanNya, Alloh menyampaikan kamu kepadaNya
dengan apa yang diberikan Alloh kepadamu,bukan karena amal perbuatanmu yang
enkau hadapkan kepadaNya”.
Syeikh Abul-Hasan As-syadzily
ra. berkata: seorang waliyulloh itu tidak akan sampai kepada Alloh,jika
ia masih ada syahwat/kesenangan nafsu, atau masih mengatur dirinya atau masih
usaha ikhtayar(memilihkan dirinya).seumpama Alloh membiarkan hambanya dengan
pilihannya,pengaturannya atau kesenangan nafsunya sendiri, maka hamba selamanya
tidak akan wushul(sampai kepada Alloh) jika Alloh akan menarik dan segera
menyampaikan hambanya, maka di tampakkan padanya sifat-sifat Alloh. Sehingga
mati kehendak dan ikhtiyar usaha sendiri, dan segera menyerah pasrah
kepada Irodah dan keputusan pemberian Alloh. Maka dengan itu ia sampai kepada
Alloh karena tarikan Alloh, bukan karena amal usahanya sendiri, Wushul karena
karunia Alloh bukan karena ibadah dan taatnya kepada Alloh.
٭ لولا جميل ستره لم يكن عمل اهلا للقبول ٭
142.”Andai kata tidak ada baiknya tutup dari Alloh (andaikata
Alloh tidak menutupi kekurangan dan kesalahan dalam semua amal hamba) niscaya
tidak ada amal yang layak untuk diterima”.
Sebab syarat
untuk diterimanya amal itu adalah ikhlas, tulus kepada Alloh,tetapi manusia
diuji dengan sombong diri, merasa sudah cukup amalnya, dan lebih jelek lagi
bila ia riya’ dengan amalnya,dan mengharap pujian atas amal perbuatannya.
Karena demikian watak tiap hamba, maka sulit untuk diterima amal perbuatannya,
kecuali hanya mengharap rohmat karunia Alloh semata.
Syeih Abu-Abdulloh
Al-Quraisyi berkata: Jika Alloh menuntut mereka tentang keikhlasan, maka
lenyaplah semua amal perbuatan mereka, maka apabila telah lenyap semua amalnya,
bertambahlah hajat kebutuhan mereka, maka dengan itu mereka lalu melepaskan
diri dari bergantung kepada segala sesuatu, dan apabila ia telah bebas dari
segala sesuatu kembalilah mereka kepada Alloh dalam keadaan bersih dari segala
sesuatu.
Jadi para murid/salik
dalam perkara wushul kepada Alloh, itu harus bergantung pada anugerah dan
pemberian Alloh. Jangan sampai mengandalkan amal ibadahnya sendiri.
٭ انت الى حلمه اذا اطعته احوج منك الى حلمه
اذاعصيته ٭
143. “Engkau lebih
membutuhkan kesantunan, maaf dan kesabaran Alloh ketika engkau berbuat taat
(ibadah), melebihi dari pada kebutuhanmu ketika engkau berbuat maksiat/dosa”.
Kemuliaan
seorang hamba hanya ketika bersandar diri kepada Tuhannya. Dan hina/jatuhnya
seorang hamba bila ia telah melihat dan berbangga dengan dirinya sendiri.
Sedang manusia ketika berbuat taat, merasa dirinya sudah baik lalu bangga
dengan amal perbuatannya sendiri, sombong dan merendahkan orang lain. Padahal
amal perbuatannya jika dikoreksi keikhlasannya tidaklah mungkin akan diterima,
bahkan amal itu semua hanyalah amal yang palsu dan tidak ada harganya disisi
Alloh.
Alloh telah menurunkan wahyu
kepada seorang NabiNya: “Beritahukan kepada hamba-hambaKu yang
shiddiqin(sungguh-sungguh dalam beribadah kepadaKu), janganlah kamu tertipu
oleh kesombongan dengan amal perbuatanmu itu, karena apabila Aku menegakkan
benar-benar keadilanKu pasti Aku akan menyiksa mereka mereka dan bukan suatu
kedholiman terhadap mereka. Dan katakana kepada hamba-hambaku yang telah
berbuat dosa, : Jangan kamu berputus asa dari rahmatKu, sebab tidak ada suatu
dosa yang tidak dapat ku ampunkan.
Syeih abu-Yazid
al-Busthomy berkata: Taubat karena berbuat maksiat itu cukup hanya sekali,
sedangkan taubat setelah berbuat taat harus seribu kali, sebab taat yang
diliputi oleh ‘ujub, sombong itu berubah menjadi maksiat yang besar, dan orang
tidak akan menyadarinya. Sebagaimana jatuhnya iblis dari singgasananya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar