Rabu, 31 Mei 2017

Sholawat Nabi, Syarat Doa Terkabul


Imam Al-Qasthalani dalam kitab Masalik Al-Hanfa mengatakan, “Sebagian ulama berkata: ‘Jika harapan-harapanmu sukar terpenuhi, maka perbanyaklah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.”


Al-‘Arif billah Sayyid Muhammad bin Umar Al-Qashri mengatakan, “Membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW adalah sebuah keharusan bagi para salik di awal perjalanan spiritualnya, dan terus-menerus membaca selawat baik siang maupun malam. 

Sholawat dapat menjadi penolongnya selama menempuh perjalanan spiritual dan meraih kedekatan kepada Allah SWT dibandingkan dengan macam dzikir yang lain. Sholawat juga merupakan kunci untuk membuka pintu hidayah menuju Allah SWT. Sebab Nabi Muhammad SAW adalah perantara (washilah) antara kita dengan Allah; penunjuk jalan bagi kita menuju kepada-Nya; orang yang memperkenalkan kita kepada-Nya. Maka, bergantung kepada perantara adalah lebih utama daripada langsung kepada dzat yang dituju. Karena, perantara adalah faktor utama bagi kita untuk bisa berhubungan dengan Tuhan yang Maha Agung dan Maha Kuasa; kunci utama untuk masuk ke tempat-tempat yang berada di dekat dengan-Nya. Nabi Muhammad SAW adalah perantara (washilah) antara makhluk dan Tuhan.”


Menurut Imam Al-Qasthalani, “Ketahuilah, tak mungkin mampu mencontoh perbuatan dan akhlak Nabi kecuali dengan usaha keras, tidak mungkin mau berusaha dengan keras kecuali sangat cinta kepada Nabi, dan tidak mungkin cinta mati kepada Nabi kecuali dengan cara memperbanyak bacaan selawat. Sebab, barangsiapa yang suka pada sesuatu, maka dia akan sering menyebut-nyebut

nya.


Karena itu, bagi seorang salik, ia mesti memulai jalan spiritualnya dengan memperbanyak bacaan selawat atas Nabi Muhammad SAW. Mengingat bacaan selawat menyimpan keajaiban-keajaiban luar biasa dalam rangka pembersihan jiwa dan penerangan batin, di samping masih banyak lagi rahasia-rahasia dan faedah-faedah yang tidak mungkin dihitung oleh angka dan bilangan.


Seorang salik, perlu memiliki hati yang ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah ketika membaca selawat atas Nabi sehingga dia mampu memetik buah selawat dan barokahnya yang bertebaran. Selawat di sepanjang jalan mencari Tuhan bagaikan lampu penerang yang dapat menjadi hidayah yang diperlukan. Barangsiapa yang menghiasi kalbunya dengan lampu shalawat, maka dia akan mampu melihat segala hakikay tauhid berkat cahaya terang selawat tersebut.”


Rasulullah SAW bersabda, “Semua doa tertolak, kecuali dia membaca sholawat untuk Muhammad dan keluarganya,” Hadis ini diriwayakan oleh Ath-Thabrani dalam kitab Al-Awsath, dan dari Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah, ia berkata: “Setiap doa pasti terhalangi oleh sebuah tabir antara pemohon doa dan Allah. Kecuali orang itu membaca selawat, maka tabir tersebut akan terbakar, dan doa itu akan menembusnya. Jika orang itu tidak membaca selawat, maka doanya akan terpental.”


Dalam kitab Asy-Syifa dari Ibnu Mas’ud r.a., ia berkata: “Jika di antara kalian ada yang mengharapkan sesuatu dari Allah, maka hendaklah memulai doanya dengan puja dan puji kepada-Nya, disusul dengan membaca sholawat atas nabi-Nya, baru kemudian menyampaikan hajatnya (harapan). Hal yang demikian ini lebih berpeluang besar untuk terkabulkan.”


Al-Qadhi Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah Al-Husaini r.a. berkata, “Ibnu ‘Atha berkata, ‘Doa memiliki rukun-rukun tertentu, sayap-sayap, sebab-sebab, dan waktu-waktu khusus. Jika memenuhi rukun-rukunnya maka doa itu akan menjadi kuat. Jika memiliki sayap-sayap maka ia akan terbang ke langit. Jika tepat waktunya maka ia akan berjalan terus. Dan jika memenuhi sebab-sebab maka doa itu akan terkabulkan.


Rukun-rukun doa adalah hati yang khusyuk, konsentrasi, lembut, pasrah diri, bergantung sepenuhnya kepada Allah, dan melepaskan diri dari ketergantungan kepada faktor apa pun (selain Allah). Sayap-sayap doa adalah ketulusan dan kejujuran. Waktu berdoa adalah di malam hari. Sebab-sebabnya adalah membaca selawat atas Nabi Muhammad SAW.”




As-Safinah Al-Qadiriyah Li Asy-Syaikh ‘Abd Qadir Al-Jilany Al-Hasani

Ziarah Kubur di Hari Jumat dan Membaca Al Quran di Kuburan


Dalam satu haditsnya, Rasulallah bersabda: 

مَنْ زَارَ قَبْرَ وَالِدَيْهِ كُلَّ جُمْعَةٍ فَقَرَأَ عِنْدَهُمَا أَوْ عِنْدَهُ يَس غُفِرَ لَهُ بِعَدَدِ كُلِّ آيَةٍ أَوْحَرْفٍ 
 
“Barangsiapa berziarah ke kuburan kedua orang tuanya setiap Jum’at lalu membacakan di sisinya Surat Yasin, niscaya akan diampuni sebanyak jumlah ayat dan huruf yang dibaca.” 
 
Hadits riwayat Ibnu ‘Adi dari Abu Bakar ini masih diperselisihkan para pakar ahli hadits. Al-Hafizh Ibnul Jauzi menilainya maudhu’, sementara ulama lain mengatakan hanya dha‘if (Faidh al-Qadir juz 6 hlm. 172) seperti al-Hafizh as-Suyuthi dan lain-lain. 
 
Berangkat dari pendapat yang terakhir ini sebagian ulama fiqh mengamalkannya sebagai fadha’ilul ‘amal. Andai hadits tersebut berstatus sangat dha‘if pun, juga masih bisa diamalkan dalam fadha’il karena banyaknya riwayat-riwayat hadits tentang ziarah makam kedua orang tua setiap Jum’at, seperti riwayat at-Tirmidzi dan ath-Thabarani (lihat al-Jami’ ash-Shaghir dan Faidhul Qadir hadits no. 8718 dan Bujairami ‘ala al-Khathib bab ‘Jenazah’). 
 
Imam ath-Thabari, sebagaimana keterangan di atas mengatakan bahwa membaca surat Yasin di samping orang yang telah meninggal adalah legal. Dan membaca surat Yasin saat berziarah adalah termasuk dari membaca di samping orang yang telah meninggal. 


Dalil disunahkan membaca Al-Qur’an di kuburan memang tidak ada yang shahih dari Rasulallah, semuanya berkisar dha‘if seperti yang dijelaskan al-Mubarakfuri dalam kitab Tuhfah al-Ahwadzi Syarah Sunan at-Tirmidzi (pembahasan shadaqah pada mayit). Namun, bukan berarti hadits dha‘if tersebut tidak boleh diamalkan dalam fadha’il, apalagi hadits-hadits di atas dikuatkan pendapat para ulama, seperti riwayat al-Marwazi dari Ahmad bin Hanbal, beliau mengatakan: “Bila kalian masuk ke dalam taman makam (kuburan), maka bacalah al-Fatihah, Surat Ikhlash dan al-Mu’awwidzatain! Jadikanlah pahalanya untuk mayit-mayit kuburan tersebut, karena sungguh pahalanya sampai kepada mereka.”( Hujjah Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah hlm.15, I’anah al-Thalibin juz 2 hlm.162) 
 
Seperti juga riwayat Abu Hurairah, bahwa Rasulallah mengatakan: “Siapa saja yang masuk kuburan kemudian membaca al-Fatihah, al-Ikhlash dan at-Takatsur dan lalu berdoa: ’Aku jadikan pahala kalam-Mu yang telah aku baca untuk penduduk kuburan muslimin dan muslimat.’ Maka mereka (ahli kubur) akan memintakan syafa’at kepada Allah untuk orang tersebut.’”( Hujjah Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah hlm.16) 
 
Syaikh Abdul Wahhab As-Sya’rani dalam Mukhtasar Tadzkirah al-Qurthubi (hal-25) bercerita tentang Imam Ahmad bin Hanbal yang berkata “Jika kalian masuk ke kuburan, maka bacalah surat al-Fatihah, al-Mu’awwidzatain dan Qulhuwallahu Ahad (surat al-Ikhlash) dan jadikankanlah pahalanya untuk penghuni kuburan tersebut, karena sesungguhnya pahala (bacaan al-Qur’an) bisa sampai kepada mereka”. Memang, sebelumnya Imam Ahmad pernah mengingkari ketetapan hukum yang menyatakan bahwa pahala bisa sampai kepada mayit, namun setelah beliau menerima cerita dari orang-orang yang tsiqah (kredibel dalam riwayat hadits) tentang Sayyidina Abdullah bin Umar bin Khaththabmyang pernah berwasiyat supaya nanti setelah wafat untuk di bacakan surat al-Fatihah dan akhir surat al-Baqarah dibagian arah kepalanya, maka kemudian Imam Ahmad menarik pendapatnya tersebut. (Riwayat wasiyat Abdullah bin Umar tersebut adalah shahih, lihat kitab Manhaj as-Salaf hlm. 385) 
 
Begitu juga dengan Syaikh Izzuddin bin Abdissalam yang pernah ingkar terhadap ketetapan hukum tersebut. Ketika beliau wafat, sebagian dari muridnya ada yang bermimpi bertemu beliau dan bertanya mengenai masalah kirim pahala kepada mayit dan di jawab bahwa beliau kini telah menarik pendapatnya setelah mengetahui sendiri ternyata pahala bisa sampai (kepada mayit) saat beliau dalam alam kubur. 
 
Dalam kitab at-Tahdzir 'an al-Ightirar bima ja'a fi kitab al-Hiwar hal. 82 di jelaskan bahwa Ibnu Taimiyyah juga mendukung Imam Ahmad dalam mencetuskan legalnya membaca al-Qur'an di samping makam. Bahkan Ibnu Qayyim juga mendukung dan dalam kitabnya ar-Ruh hal. 10, menuturkan tentang segolongan ulama salaf yang berwasiat supaya di bacakan al-Qur'an setelah mereka dimakamkan. 
 
Ibnu Muflih dalam al-Furu' (II/304) mengatakan, "Tidak makruh membaca (al-Qur'an) di samping makam atau di dalam kuburan. Ketetapan ini di pilih oleh Abu Bakar, al-Qadli dan segolongan ulama dan ini adalah ketetapan madzhab serta di amalkan oleh masyayikh madzhab Hanafiyyah. Sebagian mengatakan mubah dan sebagian mengatakan sunnah". 

Ibnu Tamim juga berkata, "Ketetapan ini seperti salam (kepada ahli kubur), dzikir, berdo'a dan istighfar". Dan pernyataan Ibnu Tamim tersebut sangat mendukung pembacaan ratib tahlil di samping makam yang memang isi dari ratib tersebut adalah bacaan al-Qur'an, dzikir, istighfar dan shalawat. 
 
Di dalam Syarh al-Wajiz juz 5 hlm. 249 disebutkan, Ar-Rafi’i menuturkan bahwa Abu Thayyib ditanya tentang mengkhatamkan Al-Qur’an dalam kuburan. Beliau menjawab: “Pahalanya untuk pembacanya, sedangkan si mayit seperti orang yang hadir (dalam majelis pembacaan Al-Qur’an) yang diharapkan juga mendapat rahmat dan barakah. Oleh karena itu, disunahkan membaca Al-Qur’an di kuburan.” Apalagi berdoa (dalil berdoa dalam kuburan shahih) lebih mustajabah ketika dilakukan setelah membaca Al-Qur’an. 

Duduk dan Menginjak Kuburan Orang


Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah shallahu alaihi wasallam. bersabda, Lebih baik salah seorang dari kamu duduk di atas bara api hingga membakar pakaiannya dan sekujur tubuhnya daripada duduk di atas kubur, (HR Muslim (971).

Dari Uqbah bin Amir r.a, ia berkata, Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda, Sungguh! berjalan di atas bara api atau pedang atau aku ikat sandalku dengan kakiku lebih aku sukai daripada berjalan di atas kubur seorang muslim. Sama saja buruknya bagiku, buang hajat di tengah kubur atau buang hajat di tengah pasar, (Shahih, HR Ibnu Majah (1567).

Larangan ini mencakup berjalan atau menginjak kuburan, namun apabila darurat misalnya tidak ada jalan lain kecuali harus menginjak kuburan maka dibolehkan menurut para ulama.

Sedangkan berjalan di antara kuburan tidak masalah, hukumnya makruh jika menggunakan sandal sebagai penghormatan pada ahli kubur, sebagaimana pendapat dari kalangan mazhab Imam Syafii mengatakan bahwa:

Tidaklah mengapa berjalan dengan menggunakan sandal di antara kuburan-kuburan. Mereka mengatakan bahwa pernyataan kuburan adalah tempat haram adalah penghargaan untuk si mayit karena itu makruhmenurut pendapat mereka yang masyhurduduk diatasnya, bersandar dengannya, menginjaknya kecuali adanya kebutuhan seperti tidak bisa sampai ke suatu kuburan mayat kecuali dengan menginjaknya."

Bahkan Imam Malik malu menunggangi hewan sehingga kaki hewan menginjak tanah yang di dalamnya ada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

Imam Malik adalah orang yang sangat memuliakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sampai-sampai ia enggan naik kendaraan di kota Madinah karena menyadari bahwa tubuh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dikubur di tanah Madinah, sebagaimana ia nyatakan, Aku malu kepada Allah Taala untuk menginjak tanah yang di dalamnya ada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. dengan kaki hewan/ kendaraan (lihat Syarh Fath al-Qadir, Muhammad bin Abdul Wahid As-Saywasi).

Rasa malu Imam Malik selain menghormati Rasulullah, Beliau meyakini bahwa Rasulullah walaupun telah wafat, tetapi beliau tetap hidup seperti para syuhada dan penduduk langit lainnya. 


5 Nasihat Mbah Maimun Zubair pada Santrinya



K.H. Maimun Zubair merupakan salah satu sesepuh ulama di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Beliau adalah Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar yang sangat karismatik. Sebagai ulama karismatik, nasihat-nasihatnya sangat bermanfaat untuk para santri maupun masyarakat umum.
Sebagaimana dikutip dari nu.or.id, beliau merupakan rujukan ulama dalam bidang fikih. Selain itu, beliau juga adalah Ketua Dewan Syuro Partai Persatuan Pembangunan. Nah, berikut 5 nasihat Mbah Maimun yang banyak beredar di media, agar santri sukses dalam hidup bermasyarakat dan selamat di akhirat nanti:

1. Pilihlah Istri yang Tidak Mengerti Urusan Dunia

Bila Anda ingin memiliki anak yang saleh dan alim dalam masalah agama, pilihlah istri yang tidak terlalu mengurusi duniawi. Hal tersebut sebagaimana dilansir dalam fiqhmenjawab.net. Pilihlah istri yang lebih senang tinggal di rumah untuk melakukan ibadah, seperti berpuasa, istikamah membaca Alquran dan lain sebagainya. Namun, bila Anda ingin memilih istri sebaliknya, maka Andalah yang harus rajin tirakat.

2. Mengajar Jangan Semata-mata Mencari Uang

Mbah Maimun pernah mengatakan bahwa orang Yahudi pada waktu itu mau mengajar bila dikasih uang dan bentuk materi lainnya, sebagaimana dikutip dari santrijagad.org. Jadi, bila santri mengajar semata-mata hanya karena mencari uang, maka sama saja seperti sifat orang Yahudi yang dikecam dalam Alquran.

3. Santri Harus Punya Usaha Sendiri

Poin ini mungkin berkaitan dengan poin sebelumnya bahwa santri harus mempunyai usaha sendiri. Hal ini mungkin untuk menghindari berharap gajian dari hasil mengajar, sehingga tidak ada bedanya dengan sifat orang Yahudi pada waktu itu yang membanderol biaya mengajar.
Namun demikian, bila profesi Anda memang guru, dosen, dan lain sebagainya, memang tidak salah mengambil gaji yang Anda dapat dari hasil jerih payah Anda sendiri dalam mengajar. Titik tekannya adalah Anda jangan berharap bahwa rezeki itu hanya dari jalur yang satu itu saja, sehingga ketika tunjangan turun terlambat Anda mengeluh. Nasihat ini pernah saya baca dari beberapa meme yang lewat di media sosial beberapa waktu silam.

4. Suuzan Membuat Hati Menjadi Gelap

Seperti dikutip dari alfikronline.com, Mbah Maimun pernah menyatakan bahwa sering melakukan suuzan akan membuat hati menjadi gelap. Hal tersebut dapat berdampak pada susahnya menerima kebenaran yang datang dari orang lain. Selain itu, sifat-sifat buruk lainnya pun harus semaksimal mungkin dihindari, seperti marah berlebihan, iri, dengki, sombong, dan lain sebagainya.

5. Pisahkan Uang Subhat dan Uang yang Halal 100%

Salah satu kebiasaan yang dilakukan Mbah Maimun Zuber adalah memisahkan uang yang benar-benar hasil jerih payah sendiri, seperti uang hasil menjual panenan padi, dengan uang dari hasil partai politik, misalnya. Konon, beliau melakukan hal tersebut untuk menghindari uang-uang subhat yang kita konsumsi.

Nasehat Kyai Maimun Zubair Kepada Para Guru


image
 Tidak hanya alim dan faqih, KH. Maimun Zubair juga dikenal dengan pesan-pesannya yang bijak. Hampir semua aspek kehidupan tak luput dari pandangan-pandangannya yang arif dan bijaksana, mulai dari persoalan sosial, politik, agama hingga pendidikan.
Guru sebagai bagian terpenting dalam pendidikan mendapat perhatian khusus dari Kyai Maimun. Berikut pesan beliau kepada para Guru yang patut direnungkan.
“Jadi guru itu tidak usah punya niat bikin pintar orang. Nanti
kamu hanya marah-marah ketika melihat muridmu tidak
pintar. Ikhlasnya jadi hilang. Yang Penting niat menyampaikan
ilmu dan mendidik yang baik. Masalah muridmu kelak jadi
pintar atau tidak, serahkan kepada Allah. Didoakan saja terus
menerus agar muridnya mendapat hidayah.”
Selain yang telah dipesankan oleh Kyai Maimun, pesan bijak berikut juga patut direnungkan untuk para guru :
“Yang paling hebat bagi seorang Guru adalah mendidik, dan rekreasi yang paling indah adalah mengajar.
Ketika melihat murid-murid yang menjengkelkan dan melelahkan, terkadang hati teruji kesabarannya, namun hadirkanlah gambaran bahwa diantara satu dari mereka kelak akan menarik tangan kita menuju surga”.
Selamat berjuang wahai para pahlawan ilmu. Semoga dari tanganmu akan lahir generasi tangguh, berilmu dan berakhlak. Amiin.

Inilah 20 Pesan Bijak Mbah Kyai Haji Maemun Zubair


image
 KH. Maimun Zubair merupakan seorang alim, faqih sekaligus muharrik (penggerak). Selama ini, selain Kyai Sahal Mahfudh,  Kiai Maimun merupakan rujukan ulama Indonesia, dalam bidang fiqh. Hal ini, karena Kiai Maimun menguasai secara mendalam ilmu fiqh dan ushul fiqh.
Apa yang diucapkannya kerap kali menjadi pesan bijak yang patut direnungkan dalam menyikapi dinamika kehidupan. Salah satunya ketika ia pernah bilang  “Termasuk tanda Qiyamat itu orang sudah malas untuk bertani, karena untungnya sedikit”
Berikut 20 kata mutiara hikmah KH. Maimun Zubair yang disampaikan dalam bahasa jawa dan diterjamahkan ke dalam bahasa Indonesia.
1. Wong Yahudi iku biyen gelem mulang angger dibayar, tapi akehe kiyai saiki ngalor ngidul karo rokoan ora gelem mulang nak ora dibayar, gelem mulang angger dibayar. (Orang Yahudi dulu mau mengajar kalau dikasih uang, tetapi kebanyakan kyai sekarang mondar-mandir sambil rokoan tidak mau mengajar kalau tidak dikasih uang).
2. Wong neng dunyo iku ono bungahe lan ono susahe, kabeh iku supoyo biso dadek’ake parek marang Allah, Tapi nak neng akhirat nak susah susah tok rupane nang neroko, tapi nak seneng yo seneng tok rupane neng suargo (Orang di dunia itu ada yang senang dan ada yang susah. Semua itu supaya bisa mendekatkan diri kepada Allah, tetapi kalau di akhirat susah terus yaitu ketika di Neraka, dan senang terus ketika di Surga).
3. Kanggone wong islam nak susah yo disabari nak bungah disyukuri. (Untuk orang Islam ketika susah disabari dan ketika senang disyukuri).
4. Apik-apik’e dunyo iku nalikone pisah antarane apik lan olo. Sakwali’e, elek-elek’e dunyo iku nalikone campur antarane apik lan olo. Mulane apik iku kanggone wong Islam, lan elek iku kanggone wong kafir. (Bagusnya dunia itu ketika pisah antara bagus dan jelek, sebaliknya jeleknya dunia itu ketika campur antara bagus dan jelek).
5. Apik-apik’e wong iku taqwo marang Allah yoiku ora ngelakoni doso mboh iku doso cilik utowo doso gede kabeh iku di tinggal. (Bagus-bagusnya orang itu ialah orang yang bertaqwa, yaitu tidak mau melakukan dosa, baik dosa kecil maupun besar semuanya ditinggal).
6. Zaman akhir iku senengane podo ngatur pangeran. yaiku podo akeh-akehan istighosahan koyo-koyo demo marang pangeran. (Zaman akhir itu banyak orang yang mendemo Tuhan yaitu dengan cara Istighosah, seolah-olah seperti mengatur Tuhan).
7.Ngandikone bapakku :
ﺣََِﻔَﻂ َﺷُﻴﺌﺎ ﻭﻏﺎ ﺑﺖ ﻋﻨﻪ اﺷﻴﺎﺀ
akehe wong iku ngertine pekoro siji liyane ora ngerti koyo dene wong haji ngertine mong bab kaji, pembangunan masjid yo iku tok, ora ngerti bahwa sodakoh iku yo ono wong miskin mbarang. (Ayah saya pernah mengatakan bahwa banyak orang yang tahu perkara satu tetapi yang lain tidak diketahui, seperti halnya orang tahunya hanya bab haji saja, atau shodaqoh pembangunan masjid saja, tetapi tidak tau bahwa sodaqoh itu juga ada yang buat fakir miskin).
8.Nak wong ahli toriqoh utowo ahli tasawuf iku ora ono bedone doso iku gede utowo cilik podo bae kabeh didohi. (Kalau orang Ahli Toriqoh atau Tasawuf tidak ada bedanya dosa itu baik besar atau kecil semuanya ditinggalkan).
9.Wong iku seng apik ora kena nyepeleake doso senajan cilik, lan ora keno anggak karo amal senajan akeh amale. (Orang itu yang bagus ialah tidak menyepelekan dosa meskipun kecil dan tidak sombong ketika punya amal meskipun banyak).
10. Dunyo iku dadi tepo tulodone neng akhirat:
الدنيا مراة في الاخرة
(Dunia itu menjadi contoh atau cermin di akhirat).
11. Ngalamate Qiamat iku angger wong tani iku wes aras-arasen tani, mergo untunge iku sitik.(Termasuk tanda Qiyamat itu orang sudah malas untuk bertani, karena untungnya sedikit).
12. Gusti Allah iku gawe opo bae mergo sebab awae dewe ‘kembang seberat mekar dewe’.(Allah itu membuat apa saja sebab diri sendiri ‘Bunga berat berkembang sendiri’).
13. Nabi bersabda : ﺍﻧﻜﻢ ﺳﺘﻤﺼﺮﻭﻥ ﺍﻣﺼﺎﺭﺍ seng artine kuwe kabeh ko bakal gawe kota dewe-dewe. (Wong sugih iku ko bakal gawe kota dewe-dewe, wong mlarat iku podo gawe deso dewe-dewe. artinya “Bahwasannya nabi telah bersabda yang artinya: Orang kaya itu akan membuat kota sendiri-sendiri, sedangkan orang Miskin nanti akan membuat desa sendiri-sendiri).
14. Endi-endi barang iku bakale ilang. Wong mangan daging eyo bakale ilang, tapi ono seng ora ilang, iyoiku barang seng ora ketok koyo dene ruh, kang ora sebab opo-opo, langsung pepareng soko Allah ora melalui proses. (Semua barang itu akan hilang, orang makan daging juga akan hilang dagingnya, tetapi ada yang tidak hilang yaitu Ruh, ini pemberian lansung dari Allah tanpa proses).
15. Wali iku nak katok iku wes ora disiplin wali, masalahe wali iku ora keno kanggo conto, asale tingkahe iku selalu nulayani adat. (Yang namanya Wali kalau kelihatan itu sudah tidak disiplin Wali, karena Wali itu tidak boleh dicontoh, karena tingkahnya selalu berselisih dengan kebiasaan).
16. Alamate wali iku wes ora biso guneman karo menungso, masalahe wong nak guneman karo menungso iku yo ora biso dzikir karo Allah (Tanda wali itu sudah tidak bisa berkomunikasi dengan manusia karena kalau berdiskusi dengan manusia biasanya tidak bisa dzikir dengan Allah).
17. Barang yen positif iku ora katon , bisone katon iku angger ono negatif, koyo kuwe biso reti padang yen wes weruh peteng, wong biso ngerti Allah angger wes ngerti liyane Allah.(Sesuatu yang bagus itu tidak kelihatan, dan akan kelihatan ketika ada yang tidak bagus, contoh kamu tau terang kalau sudah gelap, dan kamu tau Allah ketika kamu tau selain Allah).
18. Wong iku yen solat bengi kok ajak-ajak iku berati ora pati ikhlas, masalahe mbengi iku wayah turu, lah wong solat iku kudune soko karepe dewe. (Orang ketika salat malam mengajak-ajak berati itu menandakan tidak begitu ikhlas, karena waktu malam itu waktu istirahat, kalau mau salat memang dari keinginan diri sendiri).
19. Sepiro senenge tangi soko kubur, iku sepiro enakke neng alam akhirat. (Seberapa senangnya orang bangun dari kubur, seberapa senangnya di akhirat).
20. Wong naliko metu soko wetenge simbok iku kudu susah, tapi yen wong metu soko dunyo alias mati iku kudu roso seneng, iki alamate wong seng bakal urip seneng. (Orang ketika keluar dari kandungan sang Ibu harus susah, sedangkan keluar dari dunia yaitu meninggal harus senang ini alamatnya orang akan senang). [Bm]

Sabtu, 27 Mei 2017

Hari Kedua Puasa, Matahari Melintas Tepat di Atas Ka’bah, Saatnya Cek Arah Kiblat


MusliModerat.net Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kementerian Agama Muhammad Thambrin menjelaskan bahwa berdasarkan data astronomi, Ahad (28/5) besok, matahari akan melintas tepat di atas Ka’bah. Peristiwa alam ini akan terjadi pada pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA.

“Saat itu, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Ka’bah,” terang Thambrin di Jakarta, Sabtu (26/5) lewat keterangan tertulisnya kepada NU Online.

Menurutnya, peristiwa semacam ini dikenal juga dengan nama Istiwa A’dham atau Rashdul Qiblat, yaitu ketentuan waktu di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.

Momentum ini, lanjut Thambrin, dapat digunakan bagi umat Islam untuk memverifikasi kembali arah kiblatnya. Caranya adalah dengan menyesuaikan arah kiblat dengan arah bayang-bayang benda pada saat Rashdul Qiblat.

Kasubdit Hisab Rukyat Dit Urais Binsyar Nur Khazin mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat, yaitu:

1. Pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan Lot/Bandul.
2. Permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata.
3. Jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI atau Telkom.


Ini Doa saat Terbangun di Tengah Malam


Istirahat malam tidak selalu menghabiskan waktu semalam suntuk. Kadang kita terbangun tengah malam karena pelbagai sebab. Pada saat istirahat terganggu tengah malam seperti ini Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk membaca doa sebagai berikut.

لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ أَسْتَغْفِرُكَ لِذَنْبِي وَأَسْأَلُكَ رَحْمَتَكَ اللَّهُمَّ زِدْنِي عِلْماً وَلا تُزِغْ قَلْبِي بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنِي وَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Lâ ilâha illâ anta. Subhânakallâhumma, astaghfiruka li dzanbî, wa as’aluka rahmataka. Allâhumma zidnî ‘ilmâ, wa lâ tuzigh qalbî ba‘da idz hadaitani, wa hab lî min ladunka rahmatan innaka antal wahhâb.

Artinya, “Tiada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Aku memohon ampun-Mu atas dosaku. Aku mengharapkan rahmat-Mu. Tuhanku, tambahkan ilmuku. Jangan Kausesatkan batinku setelah Kauberikan petunjuk padaku. Berikan aku rahmat dari sisi-Mu. Sungguh, Engkau maha pemberi.”

Doa ini disebutkan Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar. Riwayat hadits ini menunjukkan betapa pentingnya zikir kepada Allah SWT dalam keadaan apapun. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
Ini Doa saat Terbangun di Tengah Malam
Istirahat malam tidak selalu menghabiskan waktu semalam suntuk. Kadang kita terbangun tengah malam karena pelbagai sebab. Pada saat istirahat terganggu tengah malam seperti ini Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk membaca doa sebagai berikut.

لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ أَسْتَغْفِرُكَ لِذَنْبِي وَأَسْأَلُكَ رَحْمَتَكَ اللَّهُمَّ زِدْنِي عِلْماً وَلا تُزِغْ قَلْبِي بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنِي وَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Lâ ilâha illâ anta. Subhânakallâhumma, astaghfiruka li dzanbî, wa as’aluka rahmataka. Allâhumma zidnî ‘ilmâ, wa lâ tuzigh qalbî ba‘da idz hadaitani, wa hab lî min ladunka rahmatan innaka antal wahhâb.

Artinya, “Tiada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Aku memohon ampun-Mu atas dosaku. Aku mengharapkan rahmat-Mu. Tuhanku, tambahkan ilmuku. Jangan Kausesatkan batinku setelah Kauberikan petunjuk padaku. Berikan aku rahmat dari sisi-Mu. Sungguh, Engkau maha pemberi.”

Doa ini disebutkan Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar. Riwayat hadits ini menunjukkan betapa pentingnya zikir kepada Allah SWT dalam keadaan apapun. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Rabu, 10 Mei 2017

Doa-doa Membasuh Anggota Wudhu Lengkap


Doa-doa Membasuh Anggota Wudhu Lengkap


Berikut ini adalah doa-doa yang dibacakan saat membasuh anggota wudhu ketika sedang berwudhu. Doa-doa ini disalin dari kitab Kifayah Al-Ubbadadin (Parukunan) yang diterjemah oleh Muhammad Abdullah bin Hasan.

Kami sediakan dalam bentuk tulisan arab, latin, serta terjemahnya dalam bahasa Indonesia. Sehingga kita bisa lebih mudah membacakan, mempraktekan, dan memahaminya. Khususnya bagi saya selaku orang awam. Semoga bermanfaat.

DOA-DOA SAAT BERWUDHU

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

1. Doa ketika membasuh dua pergelangan tangan:

اللَّهُمَّ احْفَظْ يَدَيَّ مِنْ مَعَاصِيكَ كُلِهَا

Allohummahfidz Yadayya Min Ma'asyika Kulliha
Artinya:
"Ya Allah, peliharalah kedua tanganku daripada melakukan maksiat kepadaMu."

2. Doa ketika berkumur:

اللَّهُمَّ اَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Allohumma a'inni 'Ala Dzikrika wa Syukrika wahusni 'Ibadatika
Artinya:
"Ya Allah, bantulah aku supaya aku dapat berzikir kepadaMu, dan bersyukur kepadaMu, dan memperelok ibadah kepadaMu."

3. Doa ketika membasuh hidung:

اَللَّهُمَّ أَرِحْنِي رَائِحَة الجَـنَّة وَاَنْتَ عَنِّي رَاضٍ

Allohumma Arihni Roihatal Jannati wa anta annii rodliin
Artinya:
"Ya Allah, berilah aku penciuman menghirup wangi surga, dan Engaku meridloiku."

4. Doa ketika membasuh muka (setelah membaca niat wudhu dalam hati):

اَللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِى يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ

Allohumma bayyid wajhiy yauma tabyadu wujuuh wa taswaddu wujuuh
Artinya:
"Ya Allah, putihkanlah wajahku pada hari dimana putihnya wajah-wajah dan hitamnya wajah-wajah."

5. Doa ketika basuh tangan kanan:

اَللَّهُمَّ اَعْطِنِى كِتاَبِى بِيَمِيْنِى وَحَاسِبْنِى حِسَاباً يَسِيْرًا

Allohumma A'thini kitabi biyamini wa hasibni hisaban yasiro
Artinya:
"Ya Allah! berikanlah kepadaku kitabku dari sebelah kanan dan hitunglah amalanku dengan perhitungan yang mudah."

6. Doa ketika membasuh tangan kiri:

اَللَّهُمَّ لاَ تُعْطِنِى كِتاَبِى بِشِمَالِى وَ لاَ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِىْ

Allohumma Laa Ta'thini Kitabi bisyimali walaa min waro,i dzohri
Artinya:
"Ya Allah, janganlah beri kepadaku kitab amalanku dari sebelah kiri atau dari sebelah belakang."

7. Doa saat mengusap rambut/kepala:

اَللَّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ

Allohumma harrim sya'ri wabasyari 'Alannari.
Artinya:
"Ya Allah, haramkan rambutku dan kulit kepalaku daripada neraka."

8. Doa ketika membasuh dua telinga:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ اْلقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ

Allohummaj'Alni minalladzina yastami'unal Qoula fayattabi'una ahsanahu
Artinya:
"Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendengar ucapan yang baik dan mengikuti sesuatu yang terbaik."

9. Doa saat membasuh kaki kanan:
  اَللَّهُمَّ ثَبِّتْ قدَمَيَّ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تُثَبِّتُ فِيْهِ اَقْدَامَ عِبَادِكَ الصَالِحِينَ

Allohumma Tsabbit Qodamayya 'Alaas Syirothi yauma tutsabbitu fiihi Aqdama 'ibaadikas shoolihiin
Artinya:
"Ya Allah, tetapkan kedua kakiku di atas titian shirothol mustaqim pada hari dimana kau tetapkan kaki-kaki orang shaleh."

9. Doa saat membasuh kaki kiri:

اَللَّهُمَّ لَاتَزِلُّ قدَمَيَّ عَلَى الصِّرَاطِ فِي النَّارِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ اَقْدَامُ المُنَافِقِيْنَ وَالمُشْرِكِينَ

Allohumma laa tazillu Qodamayya 'Alaa Syirothi fin naar yauma tazillu fiihi Aqdamul munaafiqiina wal musyrikiina
Artinya:
"Ya Allah, jangan gelincirkan kedua kakiku di atas titian shirothol mustaqim kedalam neraka pada hari dimana engkau gelincirkan kaki-kaki orang-orang munafik dan musyrik."