Jumat, 31 Maret 2017

KH Maimun Zubair: Jika Bulan April Punya Uang, Pertanda Setahun akan Punya Uang


MusliModerat.net - Mbah Maimoen Zubair dawuh “Titeni yo cung, angger wulan april kok nyekel duwit, alamat setahun nggowo duwit, iki ora ono kitabe tapi keno gawe titenan”
;

Ketika ALLOH menghendaki untuk menampakkan hakikatnya yang terpuji, dan memunculkannya
sebagai jasmani dan ruhani dalam bentuk dan pengertiannya, ALLOH memindahkan nur Muhammad dari punggung Sayyid Abdulloh ke kandungan Sayyidah Aminah Az-Zuhriyyah, dan kejadian ini terjadi pada tanggal 10 Rojab.

Diserukan di langit dan di bumi bahwa Aminah mengandungnya.
Dan berembuslah angin sepoi-sepoi basah di pagi hari, angin dari arah selatan arab, yaitu Yaman ke arah utara, yaitu Kota Madinah dan Kota Makkah.
Seperti diketahui, bahwa Yaman adalah daerah di sebelah selatan Saudi Arabia dan merupakan daerah yang dekat dengan pantai seperti Hadlro Maut.

Seperti diisyaratkan:
وصبا كل صب لهبوب نسيم صباه
Mengapa ada angin laut selatan berhembus ke daratan utara?,
Hal itu karena sudah memasuki bulan oktober yang mengandung hujan. Hujan itu kemudian menumbuhkan hijaunya tumbuhan dan bumi diberi pakaian berupa sutra tebal dari tumbuh-tumbuhan setelah lama gersang.
Seperti diisyaratkan:
وكسيت الأرض بعد طول جدبها من النبات حللا سندسية
Musim hujan dimulai pada saat rasi bintang Libra (الميزان) yaitu 23 September sampai 22 Oktober, dan berakhir pada rasi bintang pisces (الحوت) yaitu 20 februari sampai 20 Maret.
Hal ini diisyaratkan Al-Qur’an dengan kata شتاء yang bermakna penghujan, pada firman ALLOH:
لإيلاف قريش إيلافهم رحلة الشتاء والصيف
Kata syita’ didahulukan dalam penyebutannya dari pada kata صيف shoif yang bermakna kemarau menunjukkan bahwa tahun itu sejatinya dimulai pada resi bintang Libra yaitu Awwal oktober. Hal ini dikuatkan dengan Firman ALLOH:
لمسجد أسس على التقوى من أول يوم أحق أن تقوم فيه
Sesungguhnya masjid yang dibangun atas dasar taqwa dari Permulaan hari, itu lebih berhaq kamu mendirikan padanya.
Permulaan hari disini adalah permulaan hari pada resi bintang libra.
Kata syita kalau dilihat berjumlah titik lima di atas, yaitu tiga titik pada huruf syin ش dan dua titik pada huruf ta ت. Hal ini menunjukkan bahwa pada bulan-bulan itu terdapat banyak hujan.
 ;
Dan Musim kemarau dimulai Aries (الحمل) Yaitu 21 Maret sampai 20 April, dan berakhir pada resi bintang Virgo (السنبلة) yaitu 22 Agustus – 22 september, dan pada saat musim kemarau inilah bumi gersang selama enam bulan. Hal ini diisyaratkan dengan kata صيف shoif yang bermakna kemarau.
Kata صيف pada huruf awwal tidak terdapat titik diatas sama sekali, menunjukkan bahwa hujan tidak lagi turun, sehingga kehidupan tergantung pada air yang ada di bawah yaitu sumber mata air, sumur, atau danau.

Hal ini diisyaratkan dengan huruf ya’ yang mempunyai titik dibawah. Baru setelah mendekati musim penghujan, yaitu dua bulan terakhir musim kemarau, bulan agustus september mulai sedikit ada hujan yang turun, hal ini diisyaratkan dengan titik satu diatas pada huruf fa’.
Setelah Nabi berada dalam kandungan, tidak lama kemudian muncullah musim hujan yang dimulai pada bulan oktober. Di negeri arab banyak pohon kurma, dan pohon ini tidak akan bisa menumbuhkan hasil berupa buah-buahan apabila tidak ada perkawinan antara putik dan sari dan hal ini harus dibantu oleh petani.
Proses perkawinan sampai menghasilkan buah memakan waktu enam bulan. Seperti diisyaratkan Al-Qur’an:
تؤتي أكلها كل حين
Apabila perkawinan ini dimulai pada awwal rasi Libra (oktober) maka akan menghasilkan panen buah kurma pada saat rasi pisces (maret). Seperti diisayaratkan
وأينعت الثمار وأدنى الشجر للجاني جناه
Maka dapat diketahui bahwa panen kurma terjadi pada bulan maret. Dan Nabi Muhammad dilahirkan pada tanggal 20 April 570 M, yang berarti telah adanya panen raya.
Hal inilah yang sering disampaikan Hadlrotusy Syaikh Maimoen Zubair: “Titeni yo cung, angger wulan april kok nyekel duwit, alamat setahun nggowo duwit, iki ora ono kitabe tapi keno gawe titenan”. (ingatlah nak, apabila bulan april mempunyai uang, alamat satu tahun mempunyai uang, hal ini memang tidak terdapat dalam kitab, akan tetapi bisa untuk pengingat).
Mengapa bulan April mempunyai uang?
Hal itu karena telah terjadi panen pada bulan maret, dan pada bulan april telah mendapatkan keuntungan panen sehingga mempunyai pemasukan untuk tahun berikutnya.
Karena itu, apabila pada bulan april usahakan tidak ada hutang, karena sudah ada hasil dari panen tersebut.

Dapat diketahui bahwa umur kandungan nabi didominasi oleh musim penghujan (sekitar enam bulan), Yaitu Akhir september, Oktober, November, Desember, Januari, Februari, Maret. Sedangkan Awwal bulan September dan Awwal bulan april merupakan musim yang kurang adanya hujan.
Hal ini menunjukkan bahwa Nabi membawa risalah yang berpokok pada ilmu yang diisaratkan sebagai air yang menumbuhkan seperti tersirat dalam ayat:
ألم تر أن الله أنزل من السماء ماء فأخرجنا به ثمرات
dan sumber kehidupan:
وجعلنا من الماء كل شيء حي
Bahkan ayat pertama yang diturunkan merupakan ayat yang menunjukkan kemulyaan ilmu:
الذي علم بالقلم علم الإنسان ما لم يعلم
Karena itu, marilah kita pelajari ilmu agama yang merupakan salah satu tiang dalam agama, karena ilmu agama merupakan satu-satunya tiang yang masih kokoh, sedangkan jihad pada waktu sekarang sudah sangat sulit untuk dilakukan. Dua hal ini seperti dikatakan dalam satu ayat:
وما كان المؤمنون لينفروا كافة فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا في الدين ولينذروا قومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم يحذرون.
Semoga bermanfaat.

Sumber: Kanthongumur 

Kamis, 30 Maret 2017

Mengenang Sarkub (Mbah Shobib) - Jepara


Aku sedang duduk sendiri di ruang tamu, setelah tamu-tamu pamit pulang, ketika datang seorang tua berpakaian petani, seperti baru saja mentas dari sawah.
Begitu sampai pintu rumah,
dia buka tudung kepalanya dan dengan berjongkok dia mendatangiku. Aku buru-buru mendapatkannya dan 'mendudukkannya' di sebelahku.

 Dengan sangat sopan, dia memperkenalkan dirinya. (MasyaAllah, aku kaget setengah mati. Inikah tokoh yang selama ini diceritakan orang dengan berbagai sebutan, seperti Kiai Khos, Kiai Nyentrik, 'Kiai jalanan', bahkan ada yang terang-terangan menyebutnya sebagai Wali? Kiai yang sering menolong orang dengan menyamar sebagai orang lain?).
Selain ingin bersilaturahmi, tamu istimewaku itu minta izin untuk memberi sekedar 'uang jajan' kepada anak-anak TK Masyithoh yang letaknya di sebelah rumah. Dia minta tolong ibu guru TK menjelaskan kehadirannya, sebelum kemudian membagikan uang kepada anak-anak sambil mengatakan, "Mbah dimintakan ampun kepada Allah ya!"

 Kemudian, setelah perkenalan aneh tersebut, tokoh yang suka menyebut dirinya Sarkub alias Sarjana Kuburan ini sering ke rumah dengan penampilan khas. Tidak lagi seperti petani; tapi campuran antara citra kiai, pengusaha, dan rakyat jelata: mengenakan jas, peci hitam yang lancip, selalu naik mobil yang cukup mewah --paling sering naik jeep Mercedes Benz-- dan memakai sandal japit atau bahkan kadang nyeker, tanpa alas kaki.
Kebiasaan istimewa tokoh ini saat rawuh ke rumah: duduk hanya sebentar, lalu minta izin ke dapur; lalu membagi-bagi uang kepada siapa saja yang ada di dapur. Lalu minta izin untuk memberi uang kepada ibuku (almarhumah nyai Ma'rufah Bisri), kepada mbakyuku (Nyai Muhsinah Cholil), dan ibunya anak-anak (almarhumah bu Siti Fatmah).
 Kemudian bergegas kesana-kemari untuk memberikan uang tidak hanya kepada mereka yang dituju, tapi juga kepada siapa saja yang berpapasan; apakah itu anak-anak, santri, atau orang yang kebetulan lewat. Maka hampir semua penduduk seputar gubug kita hafal kebiasaan istimewa ini.
Aku perhatikan jasnya yang tampak kebesaran dan memiliki banyak saku itu, ternyata bukan sembarang jas. Rupanya saku-saku jas itu penuh dengan uang dan masing-masing, berisi uang dengan nominal sendiri-sendiri: saku ini berisi ratusan ribu; saku itu, lima puluhan ribu; yang ini, dua puluhan ribu; yang itu, sepuluhan... Jadi setiap orang 'punya saku'nya sendiri di jas tokoh kita ini.

 Pasti kebiasaan membagi-bagi uang itu tidak hanya di tempat kami saja. Sebelumnya aku sudah mendengar kebiasaan 'kiai-pengusaha' dermawan ini. Dan ini hanyalah salah satu dari keistimewaan tokoh kiai yang mengaku pernah menjadi khadam atau pelayannya Mbah Kiai Romli Tamim Rejoso. Kiai yang --seperti halnya Al-'arif biLlah Syeikh Bahlul dari Baghdad-- suka ziarah ke kuburan ini, 8 tahun yang lalu wafat setelah sehari sebelumnya ziarah ke makam Sunan Muria.


Hari ini, Kamis (30/03/2017) pukul 13:00 WIB akan diperingati haul tokoh kita ini, KH. Shobiburrahman bin Anwar yang masyhur dikenal dengan panggilan Mbah Shobib, di kediamannya Menganti Jepara.
Lahul Fãtihah.

Diceritakan oleh:  KH Musthofa Bisri

Jumat, 24 Maret 2017

Mari Berwarga Nahdliyin yg baik


Tawasuth adalah sikap tengah atau moderat yang tidak terjebak oleh sikap ekstrimis. Dalam hal dosa besar, ia berada di antara teologi Khawarij dan Muktazilah.

Tawazun adalah sikap berimbang dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan hukum atau kebijakan. Proses harmonisasi dan integralisasi antara dalil nash dengan pertimbangan-pertimbangan rasio menyebabkan posisinya seimbang dalam melakukan putusan/ kebijakan. Ia tidak terpolarisasi kepada ekstrim kanan (fundamentalisme) dan ekstrim kiri (liberalisme). Ta’adul ialah sikap adil dalam menyikapi suatu persoalan. Adil adalah sikap proporsional dalam menyikapi persoalan berdasarkan hak dan kewajiban. Ta’adul berbeda dengan tamastul yang menghendaki kesamaan.

Tasamuh ialah sikap toleran terhadap perbedaan, baik agama, pemikiran, keyakinan, social kemasyarakatan, budaya, dan berbagai perbedaan lain 

Mari Berwarga Nahdliyin yg baik

5 Penyebab Manusia Menjadi Sombong





Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain selalu mengangap diri sendiri lebih baik dari siapapun.

Lalu penyebab seseorang bisa menjadi sombong itu apa? berikut adalah 5 hal yang membuat seseorang menjadi sombong :

Pertama adalah Materi
Materi adalah harta benda yang kita miliki contohnya saja Rumah mewah, Mobil atau Kendaraan, Uang, Perhiasan dan lain sebagainnya

Kedua adalah Jabatan
Jabatan adalah kedudukan atau posisi seseorang disuatu tempat contohnya , Pejabat, Direktur, Bupati, Gubernur dan lain sebagainnya

Ketiga adalah Fisik
Fisik yaitu hal yang terlihat dari kita atau jasmani kita contohnya, berparas Ganteng atau Cantik, bersuara bagus, tinggi, putih dan lain sebagainnya

Keempat adalah Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan seseorang dalam bidang tertentu yang dikuasai betul misalnya , Ahli Matematika, Pintar Sejarah, Pandai Agama dan lain sebagainnya

Kelima atau yang terakhir adalah Kebaikan
Kebaikan adalah suatu hal yang berguna yang kita lakukan contohnya  merasa lebih soleh, lebih taqwa, lebih baik dan lain sebagainnya.

Itulah 5 hal yang membuat manusia akan melakukan kesombongan, hindarilah sifat sombong karenaAllah sama sekali tidak menyukai sifat sombong.

وَلاَ تُصَعّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَ لاَ تَمْشِ فِى اْلاَرْضِ مَرَحًا، اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ. وَ اقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَ اغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ، اِنَّ اَنْكَرَ اْلاَصْوَاتِ لَصَوْتُ اْلحَمِيْرِ. لقمن:18-19

Artinya "  Dan Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia ( karena sombong ) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang sombong lagi membanggakan diri, dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu sesungguhnya seburuk buruk suara adalah suara keledai " 

Al Qur'an Surat Luqman 18-19

Kamis, 23 Maret 2017

Wali Jenggot dan Pesan Terakhir Hasyim


Gelak tawa hadirin yang datang ke acara peringatan 90 tahun Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, itu tak berhenti sepanjang Kiai Ahmad Hasyim Muzadi berceramah.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu menyampaikan tausiah dengan guyonan-guyonan khasnya. Masalah yang sensitif pun menjadi ringan untuk didengarkan.
Seperti ketika Hasyim menyinggung perbedaan pandangan antara NU dan Muhammadiyah tentang Islam. Misalnya doa qunut saat salat subuh yang diamalkan kalangan nahdliyin tapi tak dilakukan pengikut Muhammadiyah.
“Alhamdulillah, sekarang ini sudah tidak ribut karena sudah tidak salat subuh, ha-ha-ha…,” ucap Hasyim dalam acara yang berlangsung pada September tahun lalu tersebut.
Juga soal penetapan 1 Syawal (Idul Fitri) yang acap kali berbeda antara NU dan Muhammadiyah. Perbedaan itu terjadi karena NU dan Muhammadiyah punya cara yang berbeda dalam “meneropong” hilal.
KH Hasyim Muzadi memberi tausiah saat peringatan Harlah Muslimat NU Ke-67 di Stadion Surajaya, Lamongan, Jawa Timur.
Foto: Syaiful Arif/Antara Foto

Pak Din (Din Syamsuddin, mantan Ketua PP Muhammadiyah) kenapa pindah dari NU? Karena nggak kerasan saja sama orang NU, bukan karena teori yang tinggi-tinggi itu. Ini orang NU kok kumuh-kumuh.”
“Yang berbeda itu tanggalnya. Hari rayanya kan, ya, sama. Salatnya sama, takbir beberapa kali,” papar Hasyim.
Menurut Hasyim, NU dan Muhammadiyah punya keunikan sendiri-sendiri namun saling melengkapi dalam memperjuangkan Islam. NU tak mampu membangun perguruan tinggi sekelas Muhammadiyah, tapi Muhammadiyah juga tak sabaran berdakwah ke petani-petani di desa seperti yang dilakukan ulama NU.
Kedua ormas Islam itu juga memiliki wawasan tentang keumatan dan kenegaraan yang sama. Kiai Hasyim Asy’ari, pendiri NU, dan Kiai Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, adalah dua tokoh Pahlawan Nasional.
“Pak Din (Din Syamsuddin, mantan Ketua PP Muhammadiyah) kenapa pindah dari NU? Karena nggak kerasan saja sama orang NU, bukan karena teori yang tinggi-tinggi itu. Ini orang NU kok kumuh-kumuh,” ucap Hasyim.
Din, juga alumnus Ponpes Gontor, yang duduk sejajar dengan Hasyim, pada hari itu pun tak kuasa membendung tawa.
Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan sejumlah pejabat juga pernah dibuat tertawa dengan tausiah Hasyim. Persisnya saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Negara, Jakarta, 25 Desember 2015.
Din Syamsuddin datang ke rumah duka KH Hasyim Muzadi
Foto: Hary Lukita Wardani/detikcom
Hasyim bercerita pernah menjumpai sebuah aturan di sebuah negara di Barat yang dinilainya justru lebih menjamin hak-hak dan perlindungan warga dibanding di negara berpenduduk mayoritas muslim.
“Ini negara nonmuslim, barang yang hilang ketemu semua. Sedangkan di negara yang mayoritas Islam, barang yang ada hilang semua,” ujarnya berseloroh.
Menurut Hasyim, ketika hijrah ke Madinah dari Mekah, Nabi Muhammad tak membangun sebuah daulah Islamiyah atau negara Islam. Yang dilakukan Nabi adalah membuat Piagam Madinah.
Piagam itu merupakan konsensus penduduk Madinah yang heterogen dari segi agama dan suku. Siapa saja diberi kesempatan mengembangkan agama Islam tanpa harus “mematikan” orang yang beragama lain.
“Di sinilah bedanya Nabi Muhammad dengan Muhammad yang belakangan ini, yang kadang-kadang otoriternya keluar,” tutur kiai berkacamata itu.
Tausiah penuh canda tapi substansial itulah yang kini dikenang dan dirindukan oleh warga nahdliyin dan masyarakat Indonesia dari Hasyim Muzadi.
Pemimpin Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, itu meninggal pada Kamis, 16 Maret 2017, di kediamannya, Jalan Cengger Ayam, Malang, Jawa Timur. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu berpulang setelah beberapa waktu sakit dan dirawat di Rumah Sakit Lavalette, Malang.
Ketua Umum PPP Romahurmuziy
Foto: Adhi Wicaksono/CNN Indonesia
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana sempat menjenguk sang kiai sehari sebelumnya atau Rabu, 15 Maret. Jokowi tidak banyak berbicara tentang kondisi kesehatan Hasyim.
Jokowi hanya mengajak masyarakat mendoakan Hasyim supaya lekas diberi kesembuhan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Namun takdir berkata lain. Hasyim mengembuskan napas terakhir pada Kamis pukul 06.15 WIB. Setelah disalatkan di masjid Ponpes Al-Hikam, Malang, jenazah diterbangkan ke Depok untuk dikebumikan.
Presiden ke-4 RI Megawati Soekarnoputri, Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama, dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu turut menyambut jenazah di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Sedangkan ribuan santri telah menunggu di Ponpes Al-Hikam, Depok, sejak Kamis siang. Begitu mobil ambulans yang membawa peti jenazah masuk ke kompleks ponpes, lantunan selawat menggema.
Doa-doa juga tidak henti dipanjatkan para pelayat hingga peti jenazah masuk liang lahat. Bertindak sebagai inspektur upacara pemakaman sore yang sedikit mendung itu Wapres Jusuf Kalla.




Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj menaburkan bunga di pusara KH Hasyim Muzadi di kompleks Pondok Pesantren Al-Hikam, Beji, Depok, Jawa Barat, Kamis (16/3).
Foto: Sigid Kurniawan/Antara Foto
Hasyim Muzadi lahir pada 8 Agustus 1944 di Tuban, Jawa Timur. Setelah tamat madrasah ibtidaiyah di kampung halamannya, ia mondok di Ponpes Gontor.
Ia lantas menamatkan pendidikan tinggi di Institut Agama Islam Negeri Malang. Hasyim pernah menjadi Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Malang.
Namun namanya mulai dikenal setelah menjabat Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur pada 1992. Dan tujuh tahun kemudian, ia menduduki jabatan puncak NU pada muktamar ke-30 di Lirboyo, Kediri.
Hasyim terpilih sebagai Ketua PBNU untuk kedua kalinya dalam muktamar ke-31 di Wisma Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, pada 2005. Ia mengalahkan pesaing terberatnya, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Hampir seluruh tokoh agama atau nasional mengenal Hasyim sebagai figur ulama NU yang moderat. Sepanjang hidupnya, Hasyim tak kenal lelah memperkenalkan Islam sebagai sebuah agama yang terbuka.
Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal mengatakan Hasyim adalah sosok ulama besar yang terus mengajak masyarakat agar hidup penuh kerukunan dan toleransi, tanpa memandang apa pun agamanya.
Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri) berbincang dengan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (tengah) dan Sekjen NU Helmy Faishal saat bersilaturahmi ke kantor PBNU, Jakarta,
Foto: Yudhi Mahatma/Antara Foto
Hasyim mengecam keras tumbuh-kembangnya paham radikalisme yang menjalari sebagian umat Islam. Paham itu telah membuahkan tindakan terorisme yang mencemari wajah Islam itu sendiri.
Ia menyebut “oknum-oknum” umat Islam yang mengusung paham radikal itu sebagai “wali jenggot”. Ciri-ciri kelompok itu adalah mudah mengkafirkan orang yang sudah Islam. Beda dengan waliyullah, yang mengislamkan orang kafir.
Di sisi lain, Hasyim terus mengkampanyekan gagasan Islam rahmatan lilalamin sejak 2002. Gagasan itu adalah upaya untuk menjernihkan persepsi Barat tentang Islam pasca-serangan 11 September di Amerika Serikat.
Gagasan itu terwujud dalam pembentukan forum International Conference of Islamic Scholar atau ICIS pada 2004. Hingga 2015, ICIS telah empat kali menyelenggarakan dialog lintas negara.
Konferensi ICIS terakhir, yang digelar Malang, menghasilkan Malang Message, yakni sebuah rumusan yang disumbangkan oleh Indonesia untuk menangkal gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Hasyim Muzadi dan Jusuf Kalla
Foto: dok. detikcom
Lagi-lagi, menurut Hasyim, caranya dengan menerapkan prinsip moderat dalam pendidikan Islam. "Menerapkan Islam yang sebenarnya. Islam yang ramah, bukan yang marah. Cegah ekstrem kiri maupun ekstrem kanan."
Hasyim juga beberapa kali menyiratkan rasa keprihatinan terhadap generasi muda NU, yang mulai kejangkitan penyakit sekularisme dan liberalisme. Dua paham itu cenderung membuat generasi NU anti-dogma dan tradisi baik.
Keprihatinan itu ditangkap Ketua Umum PPP Romahurmuziy saat berbincang dengan Hasyim pada 2007. Rommy bertanya tentang mengapa representasi NU Khofifah Indar Parawansa kalah dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur. Padahal Jawa Timur adalah basis NU.
“Rom, dulu santri-santri NU itu kayak saya. Sekarang santi-santri NU itu kayak kamu,” jawab Hasyim, tetap dengan gayanya yang penuh humor.

Rabu, 22 Maret 2017

7 Pesan Mulia Romo Yai Asrori Al Ishaqi


 Dari banyak isi Dawuh-Dawuh YAI ASRORI AL ISHAQI Dalam pengajian beliau, terdapat beberapa wasiat atau pesan Beliau yang hampir selalu berulang dan sangat sering di wanti-wanti kan kepada kita.
;
7 Pesan tersebut di antaranya ialah :
  1. Dalam setiap amal ibadah apapun yang kita lakukan marilah didasari dengan selalu "merasa hina" (Baca; APES) di hadapan Allah SWT.
  2. Dalam pergaulan dengan sesama marilah kita gunakan “Akhlaqul-Karimah” yang didasari dengan selalu merasa “orang lain lain lebih mulia ketimbang diri kita, dan diri kita lebih hina ketimbang orang lain”.
  3. Jadikanlah diri kita sebagai orang yang pandai “bersyukur
  4. Jadikanlah diri kita sebagai orang yang memiliki sifat “Welas Asih”. Artinya, mudah tersentuh hatinya terhadap kesulitan atau derita sesama, serta cepat-tanggap dalam membantu atau menolong, meskipun hanya mampu mendoakan.
  5. Jadikanlah diri kita sebagai orang yang mudah mengalah.
  6. Jadikanlah umur kita ini selalu berisi hal-hal yang bermanfaat
  7. Jangan pernah berbuah dholim terhadap sesama.
Jika kita renungkan, hampir semua persoalan hidup di zaman sekarang ini, Sepertinya berakar atau bersumber dari kurang diterapkannya salah satu atau beberapa pesan Romo Yai.
Semoga kita dapat memahami dan melaksanakan pesan Romo yai di atas. Khususon ila ruhi Hadhrotusy Syaikh KH Achmad Asrori al ishaqi, Al-fatihah... Amin….


Kamis, 09 Maret 2017

Inilah Syiir Mbah Ali Maksum Krapyak


Inilah Syiir Mbah Ali Maksum Krapyak
Jakarta, NU OnlinePeringatan wafatnya Almaghfurlah KH Ali Maksum baru saja usai kemarin. Rais Aam Syuriah PBNU (1981-1984) yang lahir pada 2 Maret 1915 tersebut wafat dalam usia 74 tahun pada Kamis malam Jumat, 7 Desember 1989 (9 Jumadil Awal 1410 H). Haulnya yang ke-26 dihadiri ribuan warga Nahdliyin yang memenuhi halaman Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, Sabtu (28/2).<>
Pak Ali, demikian para santrinya menyapa, banyak melahirkan karya baik buku maupun syiir (syair bernada) penggugah jiwa. Isi kandungan dari “syiir shalawatan” gubahan Kiai Ali mengingatkan kaum muslimin tentang kondisi kehidupan yang mesti dialami oleh setiap orang yang wafat. Ketika wafat, seseorang akan berpisah dari keluarga dan harta bendanya.
Setelah mengantar ke kuburan, mereka lalu meninggalkannya. Seluruh harta yang ditinggalkan tidak akan dibawa, kecuali selembar kain kafan. Ironisnya, bahkan harta warisannya bakal menjadi rebutan. Saat menghadap kehadirat Allah dalam keadaan sendirian nyaris tanpa teman seorang pun.
Berikut petikan syiir karya Mbah Ali Ma’shum dalam bahasa Jawa:
Kulo sowan nang Pangeran // Kulo miji tanpo rencang //
(Aku menghadap Tuhan. Aku sendirian tanpa teman)
Tanpo sanak tanpo kadang // Bondho kulo ketilaran //.
(Tanpa keluarga tanpa famili. Hartaku pun ketinggalan)
Yen manungso sampun pejah // Uwal saking griyo sawah //
(Jika manusia sudah mati, berpisahlah dari rumah dan sawah)
Najan nangis anak simah // Nanging kempal boten betah //.
(Meski anak istri menangis, [mereka] tak akan betah menemani)
Senajan berbondho-bondho // Morine mung sarung ombo //
(Kendati kaya raya, kain kafannya hanya sarung besar)
Anak bojo moro tuwo // Yen wis nguruk banjur lungo //.
(Anak, istri, mertua, kalau selesai menimbun [makam] lalu pergi)
Yen urip tan kebeneran // Bondho kang sak pirang-pirang //
(Jika hidupnya penuh kebetulan, harta yang bertumpuk-tumpuk)
Ditinggal dienggo rebutan // Anak podho keleleran //.
(Ditinggal dibuat rebutan, anak pun jadi terabaikan)
Yen sowan kang Moho Agung // Ojo susah ojo bingung //
(Jika menghadap Tuhan Maha Agung, jangan susah jangan bingung)
Janji ridhone Pangeran // Udinen nganggo amalan.
(Janji ridlo Tuhan, carilah dengan amal sholeh). (Musthofa Asrori/Mahbib)
Inilah Syiir Mbah Ali Maksum Krapyak
Jakarta, NU OnlinePeringatan wafatnya Almaghfurlah KH Ali Maksum baru saja usai kemarin. Rais Aam Syuriah PBNU (1981-1984) yang lahir pada 2 Maret 1915 tersebut wafat dalam usia 74 tahun pada Kamis malam Jumat, 7 Desember 1989 (9 Jumadil Awal 1410 H). Haulnya yang ke-26 dihadiri ribuan warga Nahdliyin yang memenuhi halaman Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, Sabtu (28/2).<>
Pak Ali, demikian para santrinya menyapa, banyak melahirkan karya baik buku maupun syiir (syair bernada) penggugah jiwa. Isi kandungan dari “syiir shalawatan” gubahan Kiai Ali mengingatkan kaum muslimin tentang kondisi kehidupan yang mesti dialami oleh setiap orang yang wafat. Ketika wafat, seseorang akan berpisah dari keluarga dan harta bendanya.
Setelah mengantar ke kuburan, mereka lalu meninggalkannya. Seluruh harta yang ditinggalkan tidak akan dibawa, kecuali selembar kain kafan. Ironisnya, bahkan harta warisannya bakal menjadi rebutan. Saat menghadap kehadirat Allah dalam keadaan sendirian nyaris tanpa teman seorang pun.
Berikut petikan syiir karya Mbah Ali Ma’shum dalam bahasa Jawa:
Kulo sowan nang Pangeran // Kulo miji tanpo rencang //
(Aku menghadap Tuhan. Aku sendirian tanpa teman)
Tanpo sanak tanpo kadang // Bondho kulo ketilaran //.
(Tanpa keluarga tanpa famili. Hartaku pun ketinggalan)
Yen manungso sampun pejah // Uwal saking griyo sawah //
(Jika manusia sudah mati, berpisahlah dari rumah dan sawah)
Najan nangis anak simah // Nanging kempal boten betah //.
(Meski anak istri menangis, [mereka] tak akan betah menemani)
Senajan berbondho-bondho // Morine mung sarung ombo //
(Kendati kaya raya, kain kafannya hanya sarung besar)
Anak bojo moro tuwo // Yen wis nguruk banjur lungo //.
(Anak, istri, mertua, kalau selesai menimbun [makam] lalu pergi)
Yen urip tan kebeneran // Bondho kang sak pirang-pirang //
(Jika hidupnya penuh kebetulan, harta yang bertumpuk-tumpuk)
Ditinggal dienggo rebutan // Anak podho keleleran //.
(Ditinggal dibuat rebutan, anak pun jadi terabaikan)
Yen sowan kang Moho Agung // Ojo susah ojo bingung //
(Jika menghadap Tuhan Maha Agung, jangan susah jangan bingung)
Janji ridhone Pangeran // Udinen nganggo amalan.
(Janji ridlo Tuhan, carilah dengan amal sholeh).