144-145.
“SEBAIK-BAIKNYA
SATIR/TUTUP DARI ALLOH”
٭ الستر على قسمين ستر عن المعصية وستر فيها،
فالعامّة يطلبون من الله تعالى الستر فيها خشيــة سقوط مرتبتهم عندالخلق، والخاصة يطلبون من الله السترعنهاخشية سقوطهم من
نظرالملك الحقّ ٭
144. “Tutup(dariAlloh)itu ada
dua: (1) tutup dari berbuat maksiat/dosa, (2).tutup dalam berbuat maksiat,
sedang manusia pada umumnya meminta kepada Alloh supaya di tutupi dalam
perbuatan maksiat, karena kuatir jatuh kedudukannya dalam pandangan sesama
manusia. Tetapi orang-orang khusus meminta kepada Alloh, supaya ditutupi dari
berbuat maksiat/dosa,jangan sampai berbuat maksiat, karena takut jatuh dari
pandangan Alloh”.
Manusia
pada umumnya meminta pada Alloh , supaya ditutupi maksiatnya pada waktu
mengerjakannya, sehingga mereka meminta pada Alloh supaya di tutupi karena
takut kedudukannya di masyarakat/sesama manusia jatuh sebab maksiat itu. Alloh
berfirman:
“Yas-takhfuuna
minan-naasi walaa yas-takhfuuna-mina-llohi wahuwa- ma-’ahum.” (mereka
sembunyi dari sesame manusia, tetapi tidak sembunyi dari Alloh yang selalu
beserta mereka”.)
‘Ady bin Hatim ra. berkata:
Rosululloh saw. Bersabda: Kelak pada hari Qiamat ada beberapa orang yang dibawa
ke surga, tetapi setelah melihat segala kesenangan yang tersedia dan merasakan
hawa enaknya surge, tiba-tiba diperintahkan mengusir mereka dari surge, sebab
mereka tidak punya bagian dalam surga itu, maka kembalilah mereka dengan penuh
penyesalan, sehingga mereka berkata: Ya Alloh, andaikan Engkau memasukkan kami
keneraka sebelum memperlihatkan kepada kami surge dan segala yang disediakan
untuk para waliMu, niscaya akan lebih bagi kami. Alloh menjawab: memang Aku
sengaja demikian, kamu dulu jika sendiirian berbuat segala dosa-dosa besar, tetapi
jika bertemu dengan orang-orang, berlagak khusuk bermuka-muka pada manusia,
berlawanan dengan apa yang ada dalam hatimu, kamu takut pada manusia dan tidak
takut padaKu, mengagungkan manusia tidak condong padaKu, maka hari ini rasakan
siksaKu yang sepedih-pedihnya, dan diharamkan atas kamu segala rahmatKu.
٭ من اكرمك فانمااكرم فيك جميل ستره فالحمد
لمن سترك ليس الحمد لمن اكرمك وشكرك ٭
145.”Siapa yang
memuliakan/menghormati kamu,sebenarnya hanya menghormati keindahan tutup Alloh
kepadamu, maka seharusnya pujian itu pada Alloh yang telah menutupi engkau,
bukan pada orang yang memuji dan terima kasih padamu”.
Sudah menjadi sifat
manusia bahwa Tiap orang pasti mempunyai cela/aib dan kebusukan yang andaikan
diketahui oleh orang lain, pasti orang lain akan membanci dan tidak suka
padanya. Kenyataannya ada orang yang memuji,menghormatinya,adapun yang
menyebabkan adanya orang yang memuji dan menghormati padanya, bukan semata-mata
karena kebaikannya, tetapai karena Alloh menutupi kebusukan dan cacatnya, maka
pujian itu seharusnya kembali padaAlloh yang menutupi kebusukan dan aibnya.
Karena itu ia wajib bersyukur dan memuji kepada Alloh yang menutupi aibnya,
tidak pada manusia yang memujinya karena tidak tahu kejelekannya.
dan memuji kepada Alloh
yang menutupi aibnya, tidak pada manusia yang memujinya karena tidak tahu
kejelekannya.
146.
“SAHABAT SEJATI”
٭ ماصحبك الامن صاحبك وهوبعيبك عليم وليس
ذٰلك الامولك الكريم خيرمن تصحب من يطلبك لالشيءيعودمنك اليه ٭
146.”Yang namanya sahabat
sejati yaitu orang tetap mau bersahabat(membantu) kamu setelah dia mengetahui
benar-benar kejelekan dan aibmu. dan tidak ada yang seperti itu kecuali hanya
Tuhanmu yang Maha Mulia.
Dan sebaik-baik sahabatmu
ialah yang selalu memperhatikan/membantu kepentinganmu, bukan karena sesuatu
kepentingan yang diharap dari pada mu untuk dirinya”.
Sudah menjadi watak manusia
akan menjauhi/membenci orang lain ketika jelas-jelas mengetahui kebusukan dan
kejelekan orang tersebut, dan tidak mau bersahabat dengannya, kecuali hanya
Tuhanmu Alloh swt. Dan juga orang-orang yang bersandar pada sifat-sifat
ke-Tuhanan Alloh, yaitu orang-orang yang sudah ma’ritulloh,yang masih mau
menolong dan membantu. Sedangkan orang tua itu masih juga ada kepentingan dan
pengharapan atas dirimu, sedang didunia ini tidak ada orang yang kasih
sayangnya sebagaimana ayah ibumu.
147.
“NURUL-YAQIN (Cahaya Keyaqinan)”
٭ لواشرق لك نوراليقين لرايت الاخرةاقرب اليك
من ان ترحل اليها ولرايت محاسن الدنيا قدظهرت كسفةالفناء عليها ٭
147. “Andaikan cahaya
keyaqinan itu telah menerangi hatimu, niscaya engkau dapat melihat akhirat itu
lebih dekat kepadamu, sebelum engkau melangkahkan kaki kepadanya, dan niscaya
engkau akan melihat segala keindahan dunia, telah diliputi kesuraman dan
kerusakan yang akan menghinggapinya”.
Sebab dengan
nurul-yaqin, semua hakikat perkara itu kelihatan yang semestinya dan
apa adanya. Apabila hamba sudah bercahaya hatinya dengan Nurul-yaqin dia bisa
mengetahui yang benar dan yang salah sedangkan akhirat itu perkara yang
hak/benar, tetap wujudnya, sedangkan dunia itu akan rusak.
Rosululloh saw.
Bersabda: Sesungguhnya nur/cahaya jika masuk dalam hati, maka terbuka
dan lapanglah dada (hati)nya, sahabat bertanya: Ya Rosululloh, apakah yang
demikian itu ada tandanya?..
Jawab nabi: Ya ada,
yaitu merenggangkan (memisahkan) diri dari dunia tipuan, dan condong kepada
akhirat yang kekal, dan bersiap-siap untuk menghadapi mati sebelum datangnya
maut.
Anas ra.
berkata: ketika Rosululloh saw. Sedang berjalan dan berjumpa dengan seorang
pemuda dari sahabat Anshor, Rosululloh bertanya: Bagaimanakah keadaanmu hai
Haritsah pada pagi ini?
Jawabnya: Saya kini
menjadi seorang mukmin yang sungguh-sungguh.
Rosululloh berkata: Hai
Haritsah, perhatikan perkataanmu,sebab tiap kata itu harus ada bukti hakikinya.
Maka Haritsah berkata:
Ya Rosululloh jiwaku jemu dari dunia, sehingga saya bangun malam dan puasa
siang hari, kini seolah-olah aku berhadapan dengan ‘Arsy. dan seolah-olah aku
melihat neraka yang penghuninya sedang menjerit-jerit di dalamnya.
Nabi bersabda: Engkau telah
melihat, maka tetapkanlah (jangan barubah),. Seorang hamba, yang telah diberi
Nur iman dalam hatinya.
Haritsah berkata: Ya
Rosululloh, do’akan aku mati syahid, maka Nabi saw. Berdo’a untuknya. Dan
ketika pada suatu hari ada panggilan untuk berjihad, maka dialah orang pertama
menyambutnya,dan ahirnya dia yang pertama mati syahid.
Dan ketika ibunya
mendengar berita bahwa anaknya telah mati syahid, ia datang bertanya kepada
Nabi saw. : Ya Rosululloh beritahukan kepadaku tentang Haritsah putraku, jika
ia disurga aku tidak akan menangis atau menyesal, tapi jika lain dari itu, maka
aku akan menangis selama hidupdi dunia!
Jawab Nabi saw. : Haritsah,
bukan hanya satu surga tetapi surga didalam surga-surga. Dan Haritsah telah
mencapai Firdaus yang tertinggi.
Maka kembalilah ibu Haritsah
sambil tertawa dan berkata : untung-untung bagimu hai Haritsah.
Anas ra. juga
berkata: pada suatu hari Mu’adz bin Jabbal masuk ketempat Nabi sambil menangis,
maka ditanya oleh Nabi saw. : bagaimanakah keadaanmu pagi ini hai Mu’adz? Jawab
Mu’adz : aku pagi ini mukmin benar-benar kepada Alloh.
Nabi bersabda: Tiap kata-kata
yang benar harus ada buktihakikatnya. Maka apakah bukti pernyataanmu itu? Jawab
Mu’adz: Ya Nabiyalloh, kini jika aku berada diwaktu pagi merasa mungkin tidak
sampai sore, dan jika sore ,aku merasa tidak akan sampai pagi.dan tiap
melangkahkan kaki merasa mungkin tidak dapat melangkah yang lain, dan terlihat
kepadaku seolah-olah manusia semua telah dipanggil untuk menerima suratan amal
bersama dengan Nabi-nabi dan berhala-berhalanya yang disembah selain Alloh,dan
juga seolah-olah saya melihat siksa ahli neraka dan pahala ahli surga.
Maka Nabi bersabda : Engkau
telah mengtahui, maka tetapkanlah.
Rosululloh saw. Ketika member
tahu kepada para sahabat hal gugurnya Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin Abi
Tholib, dan Abdulloh bin Rowahah ra. berkata: Demi Allohmereka tidak akan
senang, andaikan mereka masih berada diantara kami, Rosululloh memberitakan
demikian dengan air mata yang berlinang-linang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar