Sabtu, 14 Januari 2017

Mutiara Hikmah Ibnu 'Athaillah dari al-Hikam dan Latha'if al-Minan

Mutiara Hikmah Ibnu 'Athaillah dari al-Hikam dan Latha'if al-Minan Sikapi ujian-Nya dengan benar. "Bisa jadi engkau memperoleh  tambahan kurnia dalam kesukaran,  apa yang dalam puasa dan solat  tidak engkau dapatkan. Bisa jadi Allah memberimu maka menolakmu,  dan bisa jadi Dia menolakmu maka memberimu. Penolakan dari Allah  terasa pedih bagimu  hanya kerana engkau tak mengerti  rahmat Allah di balik penolakan itu. Ketika Allah membukakan pintu pengertian  bagimu tentang penolakan-Nya,  maka penolakan itu pun berubah  menjadi pemberian." Jangan bergantung pada amalan,  yang menyampingkan ketentuan-Nya. "Salah satu tanda bergantung pada amal  iaitu berkurangnya harapan ketika mengalami kegagalan." Jangan berpatah harapan dari kembali pada-Nya,  hanya kerana kepahitan ujian dan dosa.  Kasih sayang-Nya mengatasi Kemurkaan-Nya, demikian  diungkap dalam suatu Hadis Qudsi. "Apabila engkau berbuat dosa,  maka itu jangan menjadi alasan keputusasaanmu  dalam menggapai istiqamah dengan Tuhan,  kerana bisa jadi  itu adalah dosa terakhir yang ditakdirkan bagimu. Tertundanya pemberian  setelah engkau mengulang-ulang permintaan,  janganlah membuatmu patah harapan.  Allah menjamin pengabulan doa  sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu,  bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri;  dan pada waktu yang Dia kehendaki,  bukan pada waktu yang engkau ingini." Sandarkan pada Allah yang Maha Mengatur dan Menentukan.  Keyakinan hanya hadir apabila  kita akui kelemahan dan kehambaan kita  di hadapan-Nya. "Apa pun bersandar pada kehendak Allah,  sementara kehendak Allah tidak bersandar pada apa pun. Tiada suatu nafas berhembus darimu  melainkan di situ takdir Tuhan berlaku padamu. Pinta tiada tertahan  selama engkau memohon kepada Tuhan.  Namun, pinta tiada mudah  bila pada dirimu sendiri engkau berserah. Di antara tanda keberhasilan pada akhir perjuangan  adalah berserah diri kepada Allah sejak permulaan." Leburkan nafsu, tajamkan penglihatan mata hati.  Kenali (kehambaan) diri, kenali (keagungan) Dia.  Fahami letak duduk di alam ini,  tempat diri dalam perencanaan-Nya.  Letakkan sesuatu pada tempatnya, yakni bersikap adil. "Pangkal segala maksiat, kelalaian,  dan syahwat adalah pengumbaran nafsu.  Dan pangkal segala ketaatan, kewaspadaan,  dan kebajikan  adalah pengekangan nafsu.  Bersahabat dengan orang bodoh yang  tidak memperturutkan hawa nafsunya  lebih baik bagimu daripada  bersahabat dengan orang pintar  yang memperturutkan hawa nafsunya.  Kepintaran apa lagi yang disandangkan  pada orang pintar yang selalu  memperturutkan hawa nafsunya?  Dan kebodohan apalagi  yang dapat disandangkan  pada orang bodoh  yang tidak memperturutkan hawa nafsunya? Amal yang berasal dari hati penuh keikhlasan  tidak dapat dianggap sedikit,  dan amal yang berasal dari hati penuh ketamakan  tidak dapat dianggap banyak. Jika engkau tahu bahawa syaitan  tidak pernah lupa kepadamu,  maka janganlah lupa  kepada Allah yang menguasaimu. Usahamu mengetahui  beberapa kekurangan yang tersembunyi dalam dirimu  lebih baik daripada usahamu menyingkap  perkara ghaib yang tersembunyi darimu." Bantuan secara lahiriah hadir dengan persiapan lahiriah,  sedang pencerahan nurani hadir sesuai dengan  pemurnian wadah Cahaya Ilahi, yakni hati. "Datangnya pertolongan Allah  adalah sesuai dengan persiapan,  sedangkan turunnya cahaya Allah  adalah sesuai dengan kejernihan relung batin." Syukur kepada Yang Maha Kekal, "Orang yang tidak mengetahui nilai nikmat tatkala memperolehnya,  ia akan mengetahuinya tatkala nikmat sudah lepas darinya. Siapa yang tidak mensyukuri nikmat bererti menginginkan hilangnya.  Dan siapa yang mensyukurinya berarti telah mengikatnya dengan kuat. Jika engkau menginginkan kemuliaan yang tidak bisa sirna,  maka jangan banggakan kemuliaan yang bisa sirna." ...dampingkan syukur beserta sabar, kerana: "Sangatlah jahil orang yang menginginkan terjadinya sesuatu  yang tidak dikehendaki Allah pada suatu waktu. Tak terjadinya sesuatu yang dijanjikan,  padahal waktunya telah tiba,  janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu.  Supaya, yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu  dan memadamkan cahaya relung hatimu. " Moga tergapai hikmah di balik ujian dan kurniaan.  Bagi yang menasihat dan dinasihati: "Setiap ucapan yang meluncur pasti membawa  corak kalbu tempat asal perkataan itu. Ungkapan-ungkapan bijak adalah makanan  bagi para pendengar yang memerlukan,  dan bahagianmu hanyalah  apa yang engkau (mampu) cicipi darinya. Orang-orang memujimu  kerana apa yang mereka sangka ada pada dirimu.  Maka celalah dirimu  kerana apa yang engkau ketahui ada pada dirimu. Apa yang tersimpan dalam keghaiban hati,  akan termanifestasi pada dunia nyata. Berkat pemahaman, redha kepada Allah terwujud Hanya melalui cahaya, pemahaman akan terwujud Hanya melalui kedekatan, cahayamu akan memancar Dan hanya berkat pertolongan, kedekatan akan tersingkap." Beberapa petikan nukilan Ibn 'Athaillah,  dalam karangan-karangannya.  Atas kerelevanan dalam penyelesaian masalah,  dari dasar yang mengakar,  dari dalam-ke-luar. Sebarang keraguan,  saudara/saudari silalah jelaskan ia untuk rungkaian selanjutnya,  pada ahli yang arif - yakni 'alim ulama yang benar lagi terpercaya.  Moga dipimpin-Nya. Sikapi ujian-Nya dengan benar. "Bisa jadi engkau memperoleh  tambahan kurnia dalam kesukaran,  apa yang dalam puasa dan solat  tidak engkau dapatkan. Bisa jadi Allah memberimu maka menolakmu,  dan bisa jadi Dia menolakmu maka memberimu. Penolakan dari Allah  terasa pedih bagimu  hanya kerana engkau tak mengerti  rahmat Allah di balik penolakan itu. Ketika Allah membukakan pintu pengertian  bagimu tentang penolakan-Nya,  maka penolakan itu pun berubah  menjadi pemberian." Jangan bergantung pada amalan,  yang menyampingkan ketentuan-Nya. "Salah satu tanda bergantung pada amal  iaitu berkurangnya harapan ketika mengalami kegagalan." Jangan berpatah harapan dari kembali pada-Nya,  hanya kerana kepahitan ujian dan dosa.  Kasih sayang-Nya mengatasi Kemurkaan-Nya, demikian  diungkap dalam suatu Hadis Qudsi. "Apabila engkau berbuat dosa,  maka itu jangan menjadi alasan keputusasaanmu  dalam menggapai istiqamah dengan Tuhan,  kerana bisa jadi  itu adalah dosa terakhir yang ditakdirkan bagimu. Tertundanya pemberian  setelah engkau mengulang-ulang permintaan,  janganlah membuatmu patah harapan.  Allah menjamin pengabulan doa  sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu,  bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri;  dan pada waktu yang Dia kehendaki,  bukan pada waktu yang engkau ingini." Sandarkan pada Allah yang Maha Mengatur dan Menentukan.  Keyakinan hanya hadir apabila  kita akui kelemahan dan kehambaan kita  di hadapan-Nya. "Apa pun bersandar pada kehendak Allah,  sementara kehendak Allah tidak bersandar pada apa pun. Tiada suatu nafas berhembus darimu  melainkan di situ takdir Tuhan berlaku padamu. Pinta tiada tertahan  selama engkau memohon kepada Tuhan.  Namun, pinta tiada mudah  bila pada dirimu sendiri engkau berserah. Di antara tanda keberhasilan pada akhir perjuangan  adalah berserah diri kepada Allah sejak permulaan." Leburkan nafsu, tajamkan penglihatan mata hati.  Kenali (kehambaan) diri, kenali (keagungan) Dia.  Fahami letak duduk di alam ini,  tempat diri dalam perencanaan-Nya.  Letakkan sesuatu pada tempatnya, yakni bersikap adil. "Pangkal segala maksiat, kelalaian,  dan syahwat adalah pengumbaran nafsu.  Dan pangkal segala ketaatan, kewaspadaan,  dan kebajikan  adalah pengekangan nafsu.  Bersahabat dengan orang bodoh yang  tidak memperturutkan hawa nafsunya  lebih baik bagimu daripada  bersahabat dengan orang pintar  yang memperturutkan hawa nafsunya.  Kepintaran apa lagi yang disandangkan  pada orang pintar yang selalu  memperturutkan hawa nafsunya?  Dan kebodohan apalagi  yang dapat disandangkan  pada orang bodoh  yang tidak memperturutkan hawa nafsunya? Amal yang berasal dari hati penuh keikhlasan  tidak dapat dianggap sedikit,  dan amal yang berasal dari hati penuh ketamakan  tidak dapat dianggap banyak. Jika engkau tahu bahawa syaitan  tidak pernah lupa kepadamu,  maka janganlah lupa  kepada Allah yang menguasaimu. Usahamu mengetahui  beberapa kekurangan yang tersembunyi dalam dirimu  lebih baik daripada usahamu menyingkap  perkara ghaib yang tersembunyi darimu." Bantuan secara lahiriah hadir dengan persiapan lahiriah,  sedang pencerahan nurani hadir sesuai dengan  pemurnian wadah Cahaya Ilahi, yakni hati. "Datangnya pertolongan Allah  adalah sesuai dengan persiapan,  sedangkan turunnya cahaya Allah  adalah sesuai dengan kejernihan relung batin." Syukur kepada Yang Maha Kekal, "Orang yang tidak mengetahui nilai nikmat tatkala memperolehnya,  ia akan mengetahuinya tatkala nikmat sudah lepas darinya. Siapa yang tidak mensyukuri nikmat bererti menginginkan hilangnya.  Dan siapa yang mensyukurinya berarti telah mengikatnya dengan kuat. Jika engkau menginginkan kemuliaan yang tidak bisa sirna,  maka jangan banggakan kemuliaan yang bisa sirna." ...dampingkan syukur beserta sabar, kerana: "Sangatlah jahil orang yang menginginkan terjadinya sesuatu  yang tidak dikehendaki Allah pada suatu waktu. Tak terjadinya sesuatu yang dijanjikan,  padahal waktunya telah tiba,  janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah itu.  Supaya, yang demikian tidak mengaburkan pandangan mata batinmu  dan memadamkan cahaya relung hatimu. " Moga tergapai hikmah di balik ujian dan kurniaan.  Bagi yang menasihat dan dinasihati: "Setiap ucapan yang meluncur pasti membawa  corak kalbu tempat asal perkataan itu. Ungkapan-ungkapan bijak adalah makanan  bagi para pendengar yang memerlukan,  dan bahagianmu hanyalah  apa yang engkau (mampu) cicipi darinya. Orang-orang memujimu  kerana apa yang mereka sangka ada pada dirimu.  Maka celalah dirimu  kerana apa yang engkau ketahui ada pada dirimu. Apa yang tersimpan dalam keghaiban hati,  akan termanifestasi pada dunia nyata. Berkat pemahaman, redha kepada Allah terwujud Hanya melalui cahaya, pemahaman akan terwujud Hanya melalui kedekatan, cahayamu akan memancar Dan hanya berkat pertolongan, kedekatan akan tersingkap." Beberapa petikan nukilan Ibn 'Athaillah,  dalam karangan-karangannya.  Atas kerelevanan dalam penyelesaian masalah,  dari dasar yang mengakar,  dari dalam-ke-luar. Sebarang keraguan,  saudara/saudari silalah jelaskan ia untuk rungkaian selanjutnya,  pada ahli yang arif - yakni 'alim ulama yang benar lagi terpercaya.  Moga dipimpin-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar